40 Kali Berhaji, Doa Imam Ini Selalu Dikabulkan

0
sumber gambar ilustrasi: www.myselebritis.com

Semoga Allah Ta’ala melimpahkan rahmat-Nya kepada laki-laki surgawi yang lahir di tahun 33 Hijriyah ini. Ialah Imam Abu Abdurrahman Thawus bin Kaisan al-Yamani al-Janadi. Syeikh Abdul Fattah Abu Ghuddah mengatakan, Imam Thawus merupakan tabi’in yang paling dalam pengetahuannya tentang syariat, paling sering dirujuk dalam periwayatan hadits, paling teguh mengikuti sunnah, paling kuat ibadahnya, paling zahid, paling serbakekurangan, paling utama perilakunya, dan paling berani menasihati para penguasa.

Imam Thawus lahir di daerah Janad Yaman dan wafat pada tahun 106 Hijriyah. Berikut ini beberapa komentar imam-imam besar tentang Imam Thawus yang merupakan salah satu sosok terberkahi dari negeri Yaman.

“Thawus senantiasa menuturkan hadits secara huruf perhuruf.” ungkap Imam Laits bin Abi Sulaim.

Imam Ibnu Hibban Rahimahullah berkata, “Imam Thawus merupakan ahli ibadah dari negeri Yaman dan salah satu tabi’in terkemuka. Dia telah berhaji sebanyak empat puluh kali dan doanya selalu dikabulkan.”

“Sungguh aku menduga, Thawus akan masuk dalam golongan ahli surga.” tutur sahabat mulia Abdullah bin Abbas Radhiyallahu ‘anhu.

Salah seorang pemuka dari Yaman lainnya, Imam Qais bin Sa’ad mengatakan, “Kedudukan beliau bagi negeri Yaman tak ubahnya kedudukan Ibnu Sirrin bagi penduduk Bashrah.”

Selain berilmu, Imam Thawus juga sosok yag rendah hati. Hal ini sebagaimana disampaikan oleh Imam Ibrahim bin Maisarah. Menurut beliau, tak ada orang yang melebihi kerendah-hatian Imam Thawus.

Sedangkan salah satu faqihnya umat ini, Imam Sufyan bin Uyainah memasukkan Imam Thawus ke dalam tiga generasi terbaik yang senantiasa menjauhi kekuasaan. Beliau disejajarkan dengan sahabat Abu Dzar al-Ghifari Radhiyallahu ‘anhu, dan Imam Sufyan ats-Tsauri.

Saking utamanya sosok ini, ribuan kaum Muslimin berkumpul di hari wafatnya. Semua pentakziah mengaku tidak bisa berdiri dengan benar saat mendirikan shalat jenazah, saking banyaknya yang hadir. Pimpinan kota Makkah pun mengerahkan pasukan khusus untuk menjaga jenazahnya.

Melengkapi deretan kemuliaan itu, beliau wafat sehari sebelum hari Tarwiyah di Makkah al-Mukarramah dalam keadaan berhaji, saat para jamaah hendak berangkat ke kota Mina.

Semoga Allah Ta’ala melimpahkan keberkahan untuk Imam Thawus. Aamiin.

Wallahu a’lam. [Pirman/Kisahikmah]

Rujukan: Risalah al-Mustarsyidin, syarah oleh Syeikh Abdul Fattah Abu Ghuddah

Artikel sebelumnyaJangan Remehkan Kebaikan Orang Lain!
Artikel berikutnyaCara Ketahui Kualitas Iman