Yang Dikhawatirkan Rasulullah kepada Umatnya

0

Mengupayakan harta untuk kehidupan dunia tidaklah salah. Bahkan, Allah Ta’ala secara secara jelas memerintahkan hamba-hamba-Nya untuk bertebaran di muka bumi guna menjemput karunia-Nya. Perintah ini semakin nyata ketika di banyak ayat-Nya, Allah Ta’ala menyatakan bahwa siang dijadikan sebagai sarana untuk mencari penghidupan dan malam sebagai waktu untuk merebahkan badan dalam istirahat.

Sebagai tafsirannya, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam juga menjanjikan banyak karunia bagi umat-umatnya yang bersungguh-sungguh dalam mencari harta untuk kehidupan diri, keluarga, dan membiayai dakwah di jalan-Nya. Bahkan disebutkan, ada dosa yang tidak terampuni kecuali karena lelah yang dirasakan oleh seseorang setelah seharian bekerja mencari nafkah.

Betapa mulianya. Bahkan manfaat atas harta yang diupayakan itu kembali kepada pencarinya. Allah Ta’ala sama sekali tak membutuhkan itu.

Akan tetapi, soal mengupayakan harta ini, ada beberapa wasiat Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam yang harus kita perhatikan dan jangan sampai dilanggar. Di dalam banyak riwayat itu, Rasulullah pernah menyebutkan satu kekhawatiran beliau kepada umatnya terkait harta dan cara menjemputnya.

Kekhawatiran ini direkam secara shahih oleh Imam al-Bukhari dan Muslim dalam kitab Shahih-nya.

“Bukan kekhawatiran yang aku khawatirkan pada kalian sepeninggalku, melainkan jika dunia dibentangkan pada kalian, lalu kalian saling berlomba memperolehnya hingga sebagian dari kalian memukul sebagian lainnya.”

Di zaman kita saat ini, kekhawatiran Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam sudah terbukti. Kaum Muslimin berebut mengejar dunia, padahal dunia ditinggalkan oleh para sahabat Nabi yang amat mulia dan merupakan generasi terbaik sepanjang sejarah umat manusia.

Jika para sahabat amat tak berhasrat dengan dunia, bahkan mereka langsung menghabiskannya di jalan Allah Ta’ala saat dikurniai banyak harta, sebagian kaum Muslimin justru mengeruk dunia melalui amalan-amalan akhiratnya.

Dahulu, para sahabat menangis sedih ketika dikaruniai harta yang berlimpah. Dan sepulangnya ke rumah, mereka langsung mencari sebanyak mungkin orang-orang miskin dan siapa pun yang berhak menerima infaq dari mereka.

Bahkan, ketika Islam berjaya di masa ‘Umar bin Khaththab, saat perbendaharaan-perbendaharaan dunia dihamparkan kepada khalifah pengganti Abu Bakar ash-Shiddiq ini, beliau menangis. Sebab, menurut ‘Umar, harta-harta dunia itu fitnah. Dan kejayaan itu belum pernah digapai di zaman Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam dan Abu Bakar.

Lalu kini, kita mengejar apa yang dulu ditinggalkan para sahabat Nabi yang mulia dan dijamin masuk surga itu. [Pirman/Kisahikmah]

Artikel sebelumnyaYang Dilakukan Abu Dzar al-Ghifari hingga Kenyang dan Gemuk, Padahal Tidak Makan Selama 30 Hari
Artikel berikutnyaNasihat Salafushshalih Agar Menjadi Orang Paling Kaya dan Bahagia