Tertawa di Atas Penderitaan Sang Ibu

0
ilustrasi Ibu @gambardpbbm
ilustrasi Ibu @gambardpbbm
ilustrasi Ibu @gambardpbbm

Sang ibu tergeletak di salah satu kamar rumah sakit. Stroke. Salah satu anak yang kebetulan dekat rumahnya dengan sang ibu pun langsung mengurusi seluruh keperluan ibunya itu dengan sigap, termasuk biaya selama di rumah sakit. Hanya satu anak yang tinggal tepat di depan rumah sang ibu. Selainnya bekerja di luar kota.

Setelah dilakukan perawatan intensif beberapa waktu, alhamdulillah sang ibu dibolehkan pulang dari rumah sakit. Sampai saat itu, sang anak dekat tersebut masih mengurusi seluruh keperluan ibunya sampai pulang ke rumah dengan baik tanpa sedikit pun keributan atau masalah.

Namun, entah kerasukan setan dari mana, sebelum ibunya benar-benar sembuh, anak itu datang ke rumah sang ibu. Bukan, bukan untuk memastikan keadaan kesehatan sang ibu. Bukan pula mengantarkan makanan atau obat. Tidak juga untuk sekedar menjenguk dan menanyakan kabar. Malang. Ia datang untuk menagih kepada sang ibu. Ia menyerahkan sejumlah tagihan selama sang ibu dirawat di rumah sakit.

Tega. Mungkin malah sadis. Ibaratnya, sang ibu itu jatuh karena sakit, anak ini malah menimpanya dengan tangga. Selepas itu, durian pun dijatuhkan di atas tubuh sang ibu hingga sakitnya menembus dari fisik ke dalam pikiran dan hati.

Dengan apa sang ibu membayar biaya rumah sakit yang memang banyak jumlahnya itu? Sementara dalam keseharian saja, biaya hidupnya ditopang oleh anak-anaknya yang berada di luar kota.

Lalu kegilaan sang anak semakin menjadi-jadi, karena tak kuasa membayar dengan sejumlah uang, ia menyita semua aset ibunya. Parahnya, uang kiriman dari saudaranya di luar kota juga turut ditahan olehnya. Miris.
Lambat laun, keadaan ekonomi sang ibu semakin mengenaskan. Bahkan, beliau tercatat sebagai salah satu sosok yang layak menerima zakat di lingkungannya itu.

Padahal, anak yang berulah tersebut adalah seorang pegawai negeri sipil dan aktif di salah satu organisasi masyarakat yang intens mengurusi kegiatan sosial. Duh, kenapa kelakuanya malah memiskinkan ibunya sendiri?

Ketika para tetangga ada yang berani mengingatkan dengan lembut dan mencoba menyampaikan bahwa sang ibu tidak pernah menagih biaya mengandung, menyusui, merawat hingga membesarkan dan mendidiknya sebagai anak, dengan santai ia menjawab pongah, “Itu sudah menjadi kewajiban orangtua kepada anaknya!”

Hingga cerita ini ditulis, belum ada kabar terbaru dari kelakuan sang anak. Semoga saja dia berubah. Semoga Allah Swt memberikan kesabaran kepada sang ibu. Semoga Allah Swt memberikan karunia ketaatan kepada kita semua. Aamiin. [Pirman]

*Dikisahkan ulang secara bebas dari Tong Kosong Indonesia Bunyinya, Yusuf Maulana

Artikel sebelumnyaIbu yang Tidak Diakui Anaknya karena Berparas Menyeramkan
Artikel berikutnyaWaspadai Kebohongan Dukun Berkedok Dokter