Jika Malaikat Turun dan Orang Mati Bicara

0
ilustrasi @muslimah.or.id

Orang kafir ialah mereka yang sesat. Tertutup logika dan mata hatinya. Meski kebenaran iman seterang mentari si siang hari, mereka akan senantiasa mengupayakan dalih untuk membantahnya.

Guna menutupi keingkarannya, orang-orang kafir berkata berupa-rupa hal. Mereka menyampaikan banyak syarat demi membenarkan kekufurannya. Bahkan mereka meminta sesuatu yang mustahil terjadi untuk kemudian kembali mengingkarinya.

Orang-orang kafir tidak segan untuk bersumpah, “Jika datang kepada kami suatu mukjizat, sungguh kami akan benar-benar beriman.”

Namun tatkala mukjizat itu didatangkan, mereka kembali ingkar hingga Allah Ta’ala menurunkan siksa-Nya yang amat pedih nan mengerikan.

Orang-orang kafir juga meminta syarat, “Cobalah turunkan malaikat agar kami beriman.” Di antara mereka juga meminta, “Jika datang kepada kami orang-orang yang sudah mati, kemudian mereka berbicara.”

Maka Allah Ta’ala yang langsung menjawab keingkaran-keingkaran mereka dengan firman-Nya.

Allah Ta’ala, misalnya, membantah permintaan orang-orang kafir dalam surat al-An’am [6] ayat 111.

“Jika sekiranya Kami menurunkan malaikat kepada mereka dan orang-orang yang telah mati berbicara dengan mereka dan Kami mengumpulkan (pula) segala sesuatu ke hadapan mereka, niscaya merea tidak (juga) akan beriman, kecuali jika Allah Ta’ala Menghendaki. Tetapi kebanyakan mereka tidak mengetahui.”

Ketiga hal yang disebutkan dalam ayat ini merupakan perkara yang mustahil dalam logika pendek manusia. Malaikat turun yang mustahil dilihat dengan mata biasa, orang mati yang mustahil hidup kembali dan berbicara, serta dikumpulkannya orang-orang dahulu yang telah meninggal di hadapan manusia yang masih hidup.

Oleh karena tebalnya hijab di dalam hati mereka dari keimanan, bahkan jika tiga perkara mustahil itu benar-benar terjadi mereka tetap tidak mau percaya kepada Allah Ta’ala dan Rasulullah Shallalahu ‘Alaihi Wa sallam.

“Petunjuk tergantung Allah Ta’ala, bukan karena (keinginan) mereka. Allah Ta’ala memberi petunjuk dan menyesatkan siapa saja yang Dia Kehendaki. Allah Ta’ala Mahakuasa untuk melakukan semua yang Dia Kehendaki.” tulis Imam Ibnu Katsir saat menafsirkan ayat ini dalam Tafsir al-Qur’an al-‘Azhim.

Lantaran kebebalan ini pula, orang-orang kafir disebut sebagai makhluk terburuk. (Qs al-Bayyinah [98]: 6)

Wallahu a’lam. [Pirman/Kisahikmah]

Artikel sebelumnyaKeterampilan Menahan Kencing
Artikel berikutnyaKisah Imam al-Junayd al-Bahgdadi tentang Guru Tasawufnya