Mungkin, keterampilan ini tidak pernah Anda pikirkan sama sekali. Mungkin, istilah ini juga baru pertama kali Anda dapatkan. Bisa jadi, Anda akan langsung mengira bahwa tulisan ini terkesan mengada-ada bahkan kurang kerjaan.
Namun jika mau berpikir sedikit, keterampilan ini, insya Allah bisa menyelamatkan Anda dari dahsyatnya siksa kubur.
Hari itu, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa sallam melewati sebuah pemakaman bersama beberapa sahabat yang mulia Radhiyallahu ‘anhum. Nabi terhenti, lalu menunjukkan raut sedih. Para sahabat bingung. Namun belum berani bertanya.
Tak lama, Nabi Shallalahu ‘Alaihi Wa sallam melanjutkan perjalanan. Dalam sebuah versi riwayat disebutkan bahwa Nabi memberitahukan kepada para sahabat bahwa salah satu jenazah di pemakaman tersebut tengah mendapatkan siksa kubur.
Para sahabat bertanya, apakah yang menyebabkan dia mendapatkan siksa kubur? Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wa sallam menyebutkan bahwa orang tersebut disiksa lantaran tidak menjaga air seninya.
Para ulama kemudian menjelaskan bahwa orang yang tidak menjaga air seninya itu terbiasa buang air kecil di sembarang tempat tanpa memperhatikan adab yang diajarkan oleh Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wa sallam. Cipratan air seninya menempel di anggota badan dan pakaian, tidak dibersihkan atau tidak disadari, lalu orang tersebut mendirikan shalat dalam keadaan bernajis.
Kini, kita mendapati fenomena ini menjadi sangat umum. Tengoklah kelakuan pengendara-pengendara mobil atau truk yang tidak memahami syariat Islam. Mereka dengan mudah menepi ke bahu jalan saat terjebak kepingin buang air seni.
Mereka serta merta turun. Menggunakan mobil sebagai penghalang dari pandangan, lantas menunaikan hajatnya di bagian bawah roda kendaraan.
Konon di beberapa negeri terjadi juga kebiasaan demikian. Sampai-sampai ada yang mengatakan bahwa semua dinding adalah kamar mandi yang bisa digunakan sebagai sandaran untuk buang air kencing.
Lihatlah, betapa keterampilan menahan air kencing ini sangat perlu dikuasai. Jika memang hasrat untuk menunaikannya serta-merta, biasakanlah membawa air di botol, tisu, atau pembersih lainnya. Jika tidak, sempatkan mencari batu atau kayu untuk bersuci saat benar-benar terjebak untuk buang air kecil.
Sempatkan pula untuk mencari tempat yang sepi, tidak di lubang binatang, tidak di bawah pohon rindang, dan tunaikanlah dalam kondisi jongkok, bukan berdiri.
Kuncinya, ketakutan kita akan siksa kubur inilah yang mampu menjaga diri hingga tidak membuang air seni di sembarang tempat.
Wallahu a’lam. [Pirman/Kisahikmah]