Nikmat yang Sempurna bagi Orang Beriman

0
sumber gambar: asepsupriatna.com

Berbaik sangkalah kepada Allah Ta’ala. Dia akan mengabulkan prasangka hamba-Nya dan mewujudkan doa serta permintaannya. Jangan biarkan buruk sangka masuk ke dalam hati dan bersemayam di dalamnya. Sebab keburukannya hanya akan merusak diri sendiri dan orang-orang sekitar.

Boleh jadi, manusia menyukai sesuatu, padahal hal itu buruk baginya. Ada begitu banyak keburukan yang terkandung di dalamnya. Ianya terlihat indah hanya karena sampul, bagian luarnya semata. Itulah syahwat dan seluruh kenikmatan duniawi lainnya. Terlihat indah, padahal menyimpan peluang keburukan yang nyata dan sempurna.

Sebaliknya, banyak perkara-perkara yang dibenci oleh manusia, padahal hal itu amat baik baginya. Ada begitu banyak kebaikan, pahala, dan bonus-bonus di dalamnya, tapi tidak disadari karena yang dilihat hanya tampilan luar yang terlihat biasa-biasa, tak menarik, bahkan buruk sampulnya. Karena tampilan luar yang biasa inilah, banyak yang tidak tertarik, bahkan cenderung menolaknya.

Begitu pula kondisi nikmat yang Allah Ta’ala berikan kepada hamba-hamba-Nya yang beriman. “Salah satu kenikmatan Allah Ta’ala yang sempurna bagi orang yang beriman,” tutur Imam Ibnu Taimiyah sebagaimana dikutip oleh Syeikh Abdul Fattah Abu Ghuddah, “adalah kesulitan dan bahaya yang mendorong mereka untuk berlindung kepada Allah Ta’ala.”

Inilah di antara rahasia iman yang tidak dipahami oleh banyak kaum Muslimin. Dalam hal ini, tak sedikit di antara kita yang salah paham hingga berburuk sangka kepada Allah Ta’ala. Meski terlihat buruk, bahaya, mengerikan, dan gambaran tidak menyenangkan lainnya, tapi hal itu disebut sebagai ‘nikmat yang sempurna bagi orang-orang yang beriman’.

Keburukan dan bahaya itu mendorong seorang hamba untuk berdoa hanya kepada Allah Ta’ala, hanya membutuhkan-Nya, dan berpaling dari selain-Nya.

Jika seorang hamba berhasil menyadari hakikat amat penting ini, lanjut guru Imam Ibnul Qayyim al-Jauziyah ini, “Hasil yang akan diperoleh orang beriman adalah tawakkal, taubat, kelezatan iman, dan terlepas dari syirik.”

Ini hanya sekelumit nikmat yang bisa disimpulkan. Akan tetapi, hakikat dari nikmat ini sangatlah agung dan tak kuasa ditulis dengan kata-kata manusia yang penuh dengan batasan dan ketidaksempurnaan.

Semoga kita mampu memahami hakikat ini, sebuah nikmat sempurna bagi orang yang beriman, meski bentuknya berupa keburukan, bahaya, dan segala jenis hal-hal yang tidak disukai.

Wallahu a’lam. [Pirman/Kisahikmah]

Artikel sebelumnyaCara Mengetahui Apakah Kita Diciptakan untuk Surga atau Neraka (2)
Artikel berikutnyaNasihat Emas Syeikh Abdul Qadir al-Jailani bagi Yang Alami Musibah