Setelah mengetahui dukungan-dukungan yang Allah Ta’ala ciptakan jika seseorang ditakdirkan untuk surga, bagaimanakah dukungan yang Allah Ta’ala berikan bagi seorang hamba yang diciptakan untuk neraka?
Imam Ibnul Qayyim al-Jauziyah melanjutkan, “Sedangkan orang yang diciptakan Allah Ta’ala untuk masuk ke neraka, dukungan yang diberikan kepadanya berupa syahwat.”
Syahwat. Terlihat indah, bagus, menyenangkan, menggoda, dan hiasan-hiasan kenikmatan semu lainnya. Bungkusnya menawan, membuat orang tertarik, tergiur, dan bergegas menjalankannya. Padahal, semuanya hanya tipuan.
Kaidah ini, sumbernya berasal dari hadits yang sama. Ketika Allah Ta’ala menciptakan neraka, Dia memanggil malaikat Jibril untuk melihat-lihat ke dalamnya. Malaikat Jibril pun menyampaikan; tidaklah seorang pun yang melihatnya, kecuali membenci dan tidak mau dimasukkan ke dalamnya.
Lalu, Allah Ta’ala menciptkan hiasan-hiasan di sepanjang jalan menuju neraka. Dia pun kembali memanggil malaikat Jibril untuk meneliti dengan secermat mungkin. Sekembalinya dari neraka, malaikat yang sering disebut dengan Ruhul Qudus ini menyampaikan; aku khawatir, tiada satu pun dari hamba Allah Ta’ala yang bisa selamat dari tipu daya yang menjerumuskannya ke dalam neraka.
Di antara tabiat nafsu yang telah digembosi oleh setan adalah menyukai segala jenis kenikmatan dunia yang semu. Asyik mendatangi hiburan yang mengumbar aurat, tapi malas mendatangi kajian di masjid. Padahal jarak ke masjid hanya seratus meter, bisa ditempuh dengan jalan kaki, sedangkan untuk menuju ke lokasi hiburan jalannya panjang, berbilang kilometer, terjebak macet, resiko kecelakaan, terkena tilang, dan peluang-peluang buruk lainnya.
Berapa banyak orang yang menikmati minuman-minuman beralkohol yang manjadi sumber banyak penyakit fisik dan hati dengan dalih melepaskan diri dari masalah kehidupan? Berapa pula wanita-wanita yang mengumbar aurat secara gratis atau menjualnya dengan harga dunia dengan resiko terkena siksa neraka sebagai pezina?
Begitupun dengan hal-hal syahwati lainnya. Amat menggiurkan. Menggoda. Dan penuh makar. Dibayangi oleh kenikmatan, padahal akhirnya berupa kesakitan dan pesakitan. Siksa yang pedih, besar, tak tertahan, mustahil dielakkan.
Sayangnya, yang demikian ini jamak digandrungi oleh umat manusia. Banyak yang mendamba kesenangan semu dengan melalaikan nikmat akhirat yang abadi. Na’udzubillah.
Wallahu a’lam. [Pirman/Kisahikmah]