Abdurrahman bin Auf: Sahabat yang Kaya dan Dermawan

0
abdurrahman bin auf
ilustrasi (adobe express)

Abdurrahman bin Auf adalah salah satu sahabat Rasulullah yang terkenal dengan kekayaannya, kedermawanannya, serta keteguhan imannya. Ia lahir dari kalangan terhormat, yakni Bani Zuhri dari suku Quraisy.

Awalnya, ia bernama Abdu Amr atau Abdul Ka’bah. Sejak memeluk Islam, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam memberinya nama Abdurrahman. Jadilah namanya Abdurrahman bin Auf, nama yang menunjukkan kecintaannya kepada Allah.

Abdurrahman bin Auf termasuk golongan pertama yang menerima Islam melalui Abu Bakar as-Shiddiq sebelum Rasulullah mulai membina para sahabat di rumah al-Arqam bin Abi Arqam. Ia tercatat sebagai salah satu dari delapan sahabat yang awal memeluk Islam. Ia juga termasuk salah satu dari 10 sahabat yang dijamin masuk surga.

Pengusaha sukses ini juga tercatat sebagai anggota dari “kelompok enam,” yaitu Khalifah Umar bin Khattab tunjuk untuk memilih penerus kepemimpinannya. Begitu besar pengaruh dan keteladanan Abdurrahman sehingga para sahabat lainnya mengikuti langkahnya dalam membaiat Utsman bin Affan sebagai khalifah pengganti Umar.

Salah satu momen istimewa dalam hidup Abdurrahman adalah ketika Rasulullah pernah menjadi makmum dalam shalat yang diimami oleh Abdurrahman. Ketika itu, Rasulullah tiba di masjid untuk shalat Subuh namun mendapati jamaah sudah shalat dengan Abdurrahman sebagai imam.

Nabi kemudian bergabung dalam shalat sebagai makmum. Seusai shalat, beliau bersabda bahwa seorang nabi tidak akan meninggal sebelum pernah shalat di belakang seorang yang saleh dari umatnya. Hal ini menjadi salah satu bentuk pengakuan terhadap kemuliaan Abdurrahman.

Pengorbanan dalam Hijrah

Perjalanan hijrah Abdurrahman dari Mekkah ke Madinah adalah salah satu bukti pengorbanannya. Untuk bisa berhijrah, Abdurrahman rela menyerahkan seluruh hartanya kepada kaum Quraisy.

Ia datang ke Madinah dengan tangan kosong, namun Rasulullah segera mempersaudarakannya dengan Sa’d bin al-Rabi, seorang saudagar kaya di Madinah. Sa’d menawarkan hartanya dan bahkan istrinya kepada Abdurrahman, namun ia menolak dengan penuh bijaksana dan memilih memulai usaha sendiri di pasar.

Ketajaman insting bisnisnya menjadikan Abdurrahman cepat sukses. Dalam waktu yang tidak terlalu lama, ia menjadi saudagar sukses dengan kehidupan yang makmur. Kehidupannya yang berkelimpahan ini tidak membuatnya lupa untuk bersyukur dan berbagi.

Ia kerap menyedekahkan hartanya di jalan Allah dan mendukung berbagai perjuangan Islam dengan kekayaannya. Rasulullah sendiri memuji kemandirian dan kejujuran Abdurrahman serta mendoakan keberkahan bagi usahanya.

Baca juga: Abdullah Dzul Bijadain

Keberanian di Medan Perang

Dalam Perang Uhud, Abdurrahman menunjukkan keberaniannya yang luar biasa. Ia mengalami 21 luka pada tubuhnya dan kehilangan dua gigi serinya. Bahkan setelah menderita luka berat, ia tetap berjuang tanpa henti demi kemenangan Islam. Abdurrahman terus menunjukkan loyalitas dan kedermawanannya dalam setiap pertempuran. Pada Perang Tabuk, ia menyumbangkan emas seberat dua ratus uqiyah untuk memperlengkapi pasukan Muslim.

Sejarawan menyebut bahwa Abdurrahman kerap menyiapkan perbekalan dan kuda untuk para pasukan Muslim. Dalam sebuah pertempuran besar, ia menyumbangkan 500 ekor kuda dan unta, bahkan membebaskan puluhan budak pada hari yang sama. Tindakannya yang penuh kedermawanan ini kerap dikagumi dan menjadi inspirasi bagi sahabat lainnya, termasuk Utsman bin Affan yang juga dikenal dermawan.

Baca juga: Abdurrahman bin Abu Bakar Ash-Shiddiq

Keistimewaan yang Rasulullah Akui

Suatu hari, Rasulullah bersabda bahwa Abdurrahman bin Auf akan memasuki surga dengan cara merangkak. Mendengar hal ini, Abdurrahman merasa sangat tersentuh. Lalu, dengan kerelaan hati, ia menyedekahkan seluruh kafilah unta dan barang dagangannya yang baru datang dari Syam, serta menyerahkan sebagian hartanya kepada istri-istri Nabi.

Tidak hanya itu, Abdurrahman bahkan mewasiatkan kebunnya yang luas dan bernilai ratusan ribu kepada Ummahatul Mukminin. Saat Aisyah mendengar tentang sedekah besar ini, ia berdoa, memohon kepada Allah agar Abdurrahman mendapat minuman dari air surga. Dengan kedermawanannya yang tulus, Abdurrahman berusaha mendekatkan dirinya pada Allah.

Baca juga: Abdullah bin Zubair

Kekayaan dan Kedermawanan

Kekayaan Abdurrahman bin Auf berkembang luar biasa hingga ia dikenal sebagai salah satu sahabat yang sangat kaya. Namun, kekayaannya ini sempat membuatnya khawatir, dan ia berbicara kepada ibunya, Ummu Salamah, bahwa ia takut kekayaan ini akan membahayakan akhiratnya. Sang ibu kemudian menasihatinya untuk terus berinfak dan memberikan hartanya di jalan Allah, yang selalu dipatuhi oleh Abdurrahman.

Dalam perjalanannya, Abdurrahman kerap menemukan emas di bawah batu yang ia angkat. Semua temuan ini ia sedekahkan demi mendapatkan keridaan Allah. Ia memahami bahwa bersyukur berarti menginfakkan sebagian hartanya. Baginya, harta adalah titipan Allah yang harus dimanfaatkan untuk kebaikan.

Sebelum wafat, Abdurrahman memastikan bahwa sebagian besar hartanya ia infakkan kepada kaum Muslimin. Ia memberikan 1.000 ekor unta, 100 ekor kuda, dan 3.000 ekor kambing untuk kaum Muslim di Madinah.

Ia juga membagi hartanya kepada para sahabat yang pernah ikut dalam Perang Badar dan hidup sampai masa itu. Sumbangan ini tidak hanya menunjukkan kemurahan hati Abdurrahman tetapi juga rasa hormat dan cintanya kepada mereka yang turut berjuang bersama Rasulullah di medan perang.

Di penghujung hayatnya, sahabat-sahabat dekat mengenang bahwa Abdurrahman khawatir harta yang ia tinggalkan justru akan menghalanginya masuk surga. Namun, dengan semua kebaikan dan pengabdiannya yang tulus, Abdurrahman diingat sebagai sahabat yang mulia.

Ketika ia wafat pada tahun 31 Hijriyah di Madinah, Ali bin Abi Thalib mengatakan, “Pergilah, wahai putra Auf! Kau telah menemukan pintu surga dan lebih dulu merasakan keelokannya.” Kalimat ini menunjukkan betapa besar penghargaan sahabat-sahabatnya terhadap sosok Abdurrahman.

Baca juga: Abdullah bin Zaid bin Tsa’labah

Hikmah Kisah Abdurrahman bin Auf

Abdurrahman bin Auf adalah teladan sejati tentang bagaimana mengedepankan iman dan mengelola kekayaan dengan bijaksana. Ia memahami bahwa harta dunia hanya titipan, karenanya ia tidak takut mengorbankan hartanya demi hijrah.

Abdurrahman bin Auf juga mengajarkan keyakinannya soal rezeki, keuletannya dalam berusaha, dan kejeniusan dalam berbisnis. Dalam waktu singkat, dari modal nol kembali menjadi orang kaya. Dan dengan kekayannya, ia banyak berinfak fi sabilillah dan bersedekah.

Hikmah lain dari kisah Abdurrahman adalah sedekah terbukti tidak mengurangi harta. Justru membuatnya semakin kaya dan berkah hartanya. Kedermawanannya adalah teladan abadi bagi setiap generasi. [Kisah Hikmah]

Artikel sebelumnyaAbdullah Dzul Bijadain: Kematiannya Bikin Para Sahabat Nabi Iri
Artikel berikutnyaAbu al-Ash bin ar-Rabi’: Pribadi Mulia yang Menepati Janji