Yaumul ba’ats (hari kebangkitan) terjadi tatkala Malaikat Israfil meniup sangkakala yang kedua kalinya. Jaraknya sekitar 40 tahun dari peniupan sangkalaka pertama yang menandai tibanya hari kiamat dan mengakibatkan seluruh makhluk mati.
Ketika tiba peniupan sangkakala kedua, roh-roh kembali kepada jasad mereka yang telah tumbuh dan siap hidup kembali. Hanya saja, tidak semuanya sama seperti waktu hidup di dunia. Mereka bangkit dalam kondisi sesuai dengan kondisinya saat meninggal. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda sebagaimana Imam Muslim riwayatkan dalam Shahih-nya:
يُبْعَثُ كُلُّ عَبْدٍ عَلَى مَا مَاتَ عَلَيْهِ
Setiap orang dibangkitkan dalam keadaan seperti ketika dia meninggal. (HR. Muslim)
Imam Qurtubi dalam At-Tadzkirah menjelaskan, orang yang gugur syahid fi sabilillah, ia akan bangkit dalam kondisi terluka dan berdarah sebagaimana kondisi terakhirnya. Namun, darahnya menguarkan aroma wangi sebagaimana kesturi.
Orang yang mati dalam keadaan mabuk, ia juga bangkit dalam keadaan mabuk dan penuh kehinaan. Perempuan yang suka meratap, bangkit dalam kondisi mulutnya komat-kamit, rambutnya kusut, dan pakaiannya terbuat dari api. Orang yang makan riba takkan bisa berdiri dengan sempurna.
Baca juga: Cerita tentang Khauf
Sedangkan orang yang curang dan khianat, Allah Subhanahu wa Ta’ala memfirmankan kondisinya:
وَمَا كَانَ لِنَبِيٍّ أَنْ يَغُلَّ وَمَنْ يَغْلُلْ يَأْتِ بِمَا غَلَّ يَوْمَ الْقِيَامَةِ ثُمَّ تُوَفَّى كُلُّ نَفْسٍ مَا كَسَبَتْ وَهُمْ لَا يُظْلَمُونَ
Tidak mungkin seorang nabi berkhianat dalam urusan harta rampasan perang. Barangsiapa yang berkhianat dalam urusan rampasan perang itu, maka pada hari kiamat ia akan datang membawa apa yang dikhianatkannya itu, kemudian tiap-tiap diri akan diberi pembalasan tentang apa yang ia kerjakan dengan (pembalasan) setimpal, sedang mereka tidak dianiaya. (QS. Ali Imran: 161)
Pendek kata, setiap orang akan dibangkitkan sesuai dengan kondisi akhir hayatnya. Jika dia husnul khatimah, ia akan bangkit dalam kondisi mulia. Jika dia su’ul khatimah, ia akan bangkit dalam kondisi hina.
Maka, yang terpenting setelah kita mengetahui tentang yaumul ba’ats (hari kebangkitan) adalah bagaimana persiapan kita menghadapinya. Kita berusaha meningkatkan iman dan bertaqwa kepada Allah. Jangan sampai mati kecuali dalam kondisi muslim. Semoga Allah mengkaruniakan kepada kita istiqamah dan husnul khatimah. Aamiin. [Muchlisin BK/Kisah Hikmah]