Jika Orang Ini Meminta, Allah Pasti Kabulkan

0
ilustrasi @pinterest

Islam sangat menekankan pentingnya pendidikan ruhiyah yang muaranya adalah baiknya akhlak. Di antara jenis akhlak yang mulia adalah rendah hati, menganggap dirinya manusia biasa dan senantiasa berkata “Dia lebih baik dari diriku” ketika bertemu dengan orang lain.

Orang-orang ini sadar, bahwa Allah Ta’ala tidak memuliakan hamba-hamba-Nya berdasarkan penampilan fisik. Mereka mengerti dan memahami, ada banyak orang yang tidak dikenal di bumi, tapi namanya harum dalam majlis malaikat di langit. Namanya senantiasa disebut-sebut dalam majlis itu, sebab iman dan taqwanya.

Pernah suatu hari kaum muslimin terjebak dalam perang yang sengit. Mereka berada dalam suasana genting sebab dikepung musuh. Tak berdaya, bingung, dan hampir saja menyerah. Namun, Allah Ta’ala menurunkan ilham ingatan kepada salah satu mujahid dalam perang tersebut. Ia mengingat bahwa Nabi pernah mengatakan satu nama yang jika ia berdoa, maka doanya pasti dikabulkan.

Maka, ia pun mencari sahabat tersebut untuk memintanya untuk memanjatkan doa kepada Allah Ta’ala. Di antara lafal doa itu, sahabat ini berkata, “Aku minta bahu-bahu mereka.” Lantas, apa yang terjadi?

Terang Abdullah Azzam dalam “Tarbiyah Jihadiyah”, “Belum sampai tangannya turun ke bumi, musuh mereka telah mengalami kekalahan.” Inilah sahabat yang mulia. Sahabat yang namanya harum disebut-sebut dalam majlis para malaikat.

Inilah sahabat yang disebutkan dalam salah satu sabda Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam, “Berapa banyak orang kusut rambutnya, berdebu wajahnya, berpakaian dua kain usang, serta tidak dihiraukan manusia.” Akan tetapi, lanjut Nabi, “Kalau dia bersumpah atas nama Allah, niscaya Dia akan mengabulkan sumpahnya itu.”

Pungkas Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam sebagaimana termaktub dalam “Shahih al-Jami’ as-Shaghir”, “Di antara mereka adalah Bara’ bin Malik.”

Abdullah bin Azzam menjelaskan, “Mereka inilah orang yang tertolak dari semua pintu rumah karena rendah statusnya dalam pandangan orang.” Padahal, lanjut ulama’ lulusan doktoral Universitas al-Azhar Kairo ini, “Orang-orang semisal itulah yang menyelamatkan manusia dari kehancuran dan menjaga mereka dari mala petaka dan siksa Ilahi.”

Hendaknya riwayat ini menjadi pelajaran berharga bagi kaum muslimin. Bahwa kemuliaan bukan terletak pada harta, rupa ataupun jabatan. Kemuliaan adanya dalam hati sebab kualitas iman dan taqwa seseorang. Karenanya, semoga Allah Ta’ala kurniakan sifat rendah hati kepada kita, agar tidak memandang remeh kepada siapa pun, apalagi mengolok-oloknya. Sebab, ia yang diremehkan atau diolok-olok bisa jadi lebih mulia dari kita. [Pirman]

Artikel sebelumnyaMerekalah Orang yang Menipu Allah
Artikel berikutnyaLaki-laki Ini Lebih Baik dari Sepenuh Bumi Laki-laki