Enam Cara Perbarui Iman

0

Bagaikan siklus, iman mengalami kenaikan dan penurunan. Ia bisa bertambah amat banyak karena amalan atau kejadian tertentu, dan sebaliknya. Karenanya, mendapatkan iman itu amat penting, tapi mempertahankannya jauh lebih penting. Apalagi mereka yang berhasil merawat iman hingga akhir hayat, baginya surga yang dijanjikan.

Oleh karena naik-turunnya iman, maka harus ada upaya sistematis untuk memperbaruinya. Agar iman senantiasa cemerlang, bercahaya, di atas, dan memberikan manfaat maksimal bagi diri dan orang sekitar.

Berikut ini enam cara memperbarui iman menurut Dr. Najih Ibrahim dalam buku Kepada Aktivis Muslim.

Pelajari Sirah

Kehidupan terbaik yang pernah terjadi di muka bumi ini adalah kehidupan yang dijalani oleh Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam dan sahabat-sahabatnya. Merekalah generasi terbaik yang berhasil menguasai dunia di tangannya dengan tetap meletakkan akhirat di sanubarinya. Tak ada lagi kehidupan yang lebih baik sepeninggal mereka.

Dr. Najih Ibrahim menuturkan, “Membaca perjalanan hidup para mujahid dan para syuhada akan menjadikan hati tergantung pada langit, seakan-akan hidup bersama mereka, terilhami oleh mereka, berandai-andai menjadi salah seorang dari mereka.”

Berdua dengan Allah

Sediakan waktu khusus untuk berdua dengan Allah Ta’ala. Dialah sumber kekuatan dan ketenangan. Mudah bagi-Nya untuk memperbaiki kualitas iman hamba-hamba-Nya. Mudah pula bagi-Nya untuk mencerabut iman dari hati seorang hamba. Semuanya berada dalam Kekuasaan-Nya.

Dalam waktu khusus itu, dirikanlah shalat, bacalah al-Qur’an, ingat-ingatlah nama-Nya yang agung, pikirkanlah alam semesta dan diri yang menjadi bukti Mahakuasa-Nya, serta hitung-hitunglah dosa dan kesalahan yang dilakukan, lalu bergegaslah memohon ampun kepada-Nya.

“Dengan khalwat ini,” tulis Dr. Najih Ibrahim, “seorang aktivis bisa mengintrospeksi diri dan menghitung-hitung semua yang telah dikerjakannya tanpa ada gangguan dari orang yang memujinya.

Dalam khalwat itu, nasihat beliau teduh, “Cucurkanlah air mata taubat nasuha, menangislah karena takut, cinta, dan khsyuk kepada Allah Ta’ala Yang Mahasuci.”

Aktivitas Penumbuh Tawadhu’

‘Umar bin Khaththab yang merupakan Khalifah kaum Muslimin kedua ini pernah memanggul kantung air di atas punggungnya untuk penuhi kebutuhan air di rumahnya. Melihat ini, sahabat-sahabatnya pun bertanya, “Mengapa kau lakukan ini sendiri? Bukankah bisa memerintah orang lain?”

“Aku tengah diliputi sikap ‘ujub,” jelas ‘Umar sampaikan maksudnya, “karenanya aku ingin mendidik diriku sendiri.”

Jangan segan melakukan hal-hal kecil yang terlihat remeh. Jika kita seorang suami atau pemimpin dakwah, tak ada salahnya sesekali melakukan pekerjaan rumah. Bahkan, Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam pun membantu istri-istrinya saat berada di dalam rumah. [Pirman/Kisahikmah]

Berlanjut ke Enam Cara Perbarui Iman (Bagian 2)

Artikel sebelumnyaDelapan Sebab Tak Terkabulnya Doa (Bagian 2)
Artikel berikutnyaEnam Cara Perbarui Iman (Bagian 2)