Lanjutan dari Empat Hal yang Meningkatkan Kecerdasan menurut Imam asy-Syafi’i
Bergaul dengan Orang Saleh
Islam sangatlah peduli dengan para pemeluknya. Maka, di dalamnya ada sekian banyak petunjuk dalam berteman. Saking pentingnya, ada sebuah ajaran mulia yang menyebutkan; jika ingin mengetahui sifat atau sikap seseorang, bertanyalah atau perhatikanlah siapa temannya.
Di antara banyak nasihat terkait pertemanan itu, Nabi juga menganjurkan agar umatnya berteman dengan penjual minyak wangi supaya ikut tertulari wanginya, serta mengingatkan agar menghindari atau tidak terlalu akrab dengan pandai besi. Sebab darinya, seseorang bisa mendapatkan panasnya api atau hitam arangnya.
Itulah di antara pentingnya teman bergaul. Dan, orang saleh adalah yang dianjurkan untuk didekati. Saleh tidak selalu identik dengan pandai atau berpengetahuan. Tetapi lebih ditekankan pada kualitas kedekatan kepada Allah Ta’ala dan akhlaknya. Maka orang-orang saleh itu akan senantiasa memberikan inspirasi dan teladan kepada sahabatnya dalam setiap aspek kehidupan.
Orang-orang saleh itu, di antara cirinya, adalah ia yang membuat kita mengingat Allah Ta’ala saat bertemu dengannya, berbincang bersamanya, atau saat mengingat kebaikan-kebaikannya.
Memuliakan Ulama
Mereka inilah orang yang dipilih oleh Allah Ta’ala. Mulanya, mereka berilmu. Kemudian ilmu yang diberikan oleh-Nya ini membuat dirinya semakin takut kepada Allah Ta’ala. Ilmu inilah yang menyelamatkan di dunia dan menyejahterakan kelak di akhirat.
Pasalnya, amat banyak mereka yang berilmu, tetapi justru menjauhkan dirinya dari Allah Ta’ala. Bahkan, tak sedikit mereka yang berilmu itu menggunakan pengetahuan yang diberikan oleh Allah Ta’ala untuk menentang, mengakali, memanipulasi aturan-aturan-Nya agar sesuai dengan bisikan setan dan bujukan nafsunya.
Ulama-ulama inilah sosok yang hadirnya ditunggu, kalamnya menyejukkan hati, paras wajahnya menenteramkan, dan keberadaannya menjadi salah satu sebab diturunkannya rahmat Allah Ta’ala kepada suatu daerah atau komunitas.
Dan, bergaul dengannya, sebagaimana nasihat Imam asy-Syafi’i Radhiyallahu ‘anhu ini, adalah di antara sebab yang meningkatkan kecerdasan seorang hamba. Sebab kecerdasan sejati adalah sosok yang menyadari akan kepastian mati, kemudian bergegas mengumpulkan bekal sebanyak mungkin dengan kualitas terbaik untuk kehidupan setelahnya, akhirat yang abadi. [Pirman]