‘Ammar bin Yasir senantiasa ikut serta bersama Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam dalam memerangi bangsa jin dan manusia yang menolak untuk beriman dan melawan Islam. Suatu hari, ada yang bertanya kepadanya, “Bagaimana caranya memerangi iblis?”
Suatu hari, kisah ‘Ammar bin Yasir kepada penanya, ia bersama Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam. Rombongan itu pun bergegas mencari tempat peristirahatan ketika malam mulai menyapa. ‘Ammar bergegas mengambil timba dan wadah airnya.
“Akan ada yang datang untuk menghalang-halangimu ketika mengambil air,” kata Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam kepada ‘Ammar.
Dengan senantiasa menyebut nama Allah Ta’ala, ‘Ammar pun semakin waspada. “Ketika aku di bibir sumur,” kisah ‘Ammar, “datanglah sesosok hitam legam yang melarangku.”
Hardiknya sambil menyeret ‘Ammar, “Jangan mengambil satu timba air pun pada hari ini.”
‘Ammar pun melawan hingga berhasil mengalahkan sosok hitam itu. “Aku memungut sebuah batu untuk meremukkan wajah dan hidungnya,” tutur ‘Ammar. Setelah sosok tersebut tersungkur, ‘Ammar pun bergegas mengambil air hingga wadahnya terisi penuh.
Sepulangnya ke tenda perkemahan, Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bertanya, “Apakah kamu bertemu dengan seseorang di sumur saat hendak mengambil air?”
“Ya,” jawab ‘Ammar yang dilanjutkan dengan cerita heroiknya melawan sosok hitam legam tersebut.
“Tahukah kamu,” lanjut Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam sampaikan tanya, “siapakah dia?”
“Tidak,”
Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam pun mengatakan sebagaimana diriwayatkan oleh Imam Abi Dunya yang dinukil oleh Syeikh Ibnu Muflih al-Maqdisi dalam Agar Tidak Diperdaya Setan, “Dia adalah setan.”
Tentulah batu yang digunakan oleh ‘Ammar bin Yasir itu bukan batu biasa. Sebab di tangan orang-orang yang tebal dan berkualitas imannya, batu atau benda apa pun bisa menjadi senjata yang ampuh untuk melindungi dirinya. Sebab, Allah Ta’ala senantiasa bersama mereka.
Dalam riwayat lain disebutkan, Abu Sa’id al-Kharraz bermimpi melihat iblis. Saat ia hendak memukul iblis tersebut dengan tongkatnya, ada sosok yang berkata, “Sesungguhnya dia hanya bisa dilawan dengan hati yang penuh cahaya iman.”
Karenanya, jika pun ada sejuta batu yang digunakan, jika seseorang tak punyai iman, batu hanyalah batu. [Pirman/Kisahikmah]