Ada hal-hal sederhana yang harus diperhatikan sebagai konsekuensi kemusliman kita. Hal ini dilakukan sebagai wujud meneladani Nabi Shallallahu ‘alaihi wa Sallam. Sebab, beliau adalah teladan terbaik dan terdapat ganjaran melimpah bagi siapa saja yang meneladaninya di setiap aktivitas; muamalah atau ibadah.
Di antara teladan yang beliau sampaikan adalah adab-adab memasuki masjid. Misalnya, mengenakan pakaian terbaik, berdoa dalam perjalanan dan saat akan memasuki juga keluar darinya, mendirikan shalat sunnah Tahiyyatul Masjid, duduk dengan rapi dan tawadhu’, memanfaatkan waktu untuk berdzikir, shalat, membaca al-Qur’an atau amal saleh lainnya.
Selain itu, ada juga larangan-larangan yang sebaiknya kita hindari saat berada di rumah Allah Ta’ala itu. Seperti membicarakan kesia-sian, apalagi ghibah dan fitnah, menimbulkan keramaian dan kekacauan, mencari barang hilang, dan hal-hal tak berkenan lainnya.
Saking detailnya, demi menjaga kenyamanan kaum Muslimin yang berada di masjid, Nabi Shallallahu ‘alaihi wa Sallam secara khusus menyebutkan satu jenis makanan, yang jika dimakan, maka ia tidak dianjurkan mendekati masjid kecuali setelah membersihkan bekasnya. Sebab, hal ini bisa menjadikan kaum Muslimin dan malaikat terlukai (terganggu).
“Barang siapa yang memakan bawang merah atau bawang putih,” sabda Nabi Shallallahu ‘alaihi wa Sallam yang diriwayatkan Imam Muslim, “janganlah mendekati masjid kami.” Pasalnya, lanjut beliau, “Sesungguhnya para malaikat merasa terganggu dengan apa yang bisa mengganggu anak Adam.”
Pada kesempatan lain, ketika Nabi Shallallahu ‘alaihi wa Sallam melihat seseorang yang berpenampilan awut-awutan, dekil, bau, dan kotor, beliau berkata, “Apakah tidak ada sesuatu yang membuat kamu mencuci bajumu?”
Menerangkan hadits ini, Dr Muhammad ‘Ali Hasyimi mengatakan, “Sesungguhnya Rasulullah telah melarang orang yang telah memakan makanan yang mengeluarkan aroma tidak sedap untuk mendekati masjid. Sehingga para malaikat dan manusia tidak tersakiti (terganggu) oleh aroma yang tidak sedap. Sikap seperti itu-badan dekil, bau mulut, pakaian dan kaos kaki yang kotor-adalah sikap orang-orang yang meremehkan kebersihan.”
Hendaknya hal ini menjadi perhatian kaum Muslimin. Sebab penampilan yang bagus sebagaimana disunnahkan oleh Nabi saat mendatangi masjid bisa menjadikan kaum Muslimin betah berlama-lama di rumah Allah, dan menjadi sarana pengantar hidayah bagi orang lain yang belum rajin ke masjid, bahkan bisa menjadi sarana hidayah bagi mereka yang belum masuk Islam. [Pirman]