Kematian itu pasti. Azab kubur juga pasti. Surga dan neraka juga kepastian. Hari Kiamat adalah kebenaran. Hisab adalah ketentuan yang tak bisa dielakkan oleh siapa pun yang menjadi hamba-Nya. Kelak di Hari Kiamat, dua kaki kita tidak akan beranjak sedikit pun sebelum mendapatkan lima pertanyaan dan menyampaikan jawabannya.
Umur
Untuk apakah kita memanfaatkan umur yang diberikan oleh Allah Ta’ala? Apakah kesibukan kita di setiap jenak adalah dzikir, shalat, membaca al-Qur’an, membayar zakat, membantu sesama, menepati janji, menunaikan hak orang lain yang ada dalam diri, atau kesibukan-kesibukan kebaikan lainnya?
Atau, sebaliknya; apakah setiap detik adalah dosa, tiap jenak adalah salah, maksiat dan keburukan-keburukan lainnya?
Apakah di kantor sibuk menzalimi rekan kerja atau saingan bisnis? Apakah di rumah hanya menjadi benalu bagi pasangan hidup, anak-anak, dan keluarga? Ataukah hobi kita mengganggu tetangga dengan ucapan kotor, perbuatan buruk, dan aneka makar lainnya? Apakah kita begitu aktif dalam proyek keburukan dan pasif bahkan mencegah orang-orang dari melakukan kebaikan?
Masa Muda
Untuk apakah kita menghabiskan masa muda? Sibuk belanja dan mengikuti mode? Jalan-jalan ke pusat perbelanjaan dan nonton film/pertunjukan yang bercampur laki-laki dan perempuan dalam satu lokasi? Pacaran dengan dalih mencari semangat padahal sejatinya mengumpulkan dosa? Akrab dan tak berjarak dengan lawan jenis dengan dalih keniscayaan dan tuntutan kerja? Atau keburukan dan kesia-siaan lain yang dibungkus dengan dalih yang tidak berdasar?
Beruntung jika; masa muda optimal dalam menuntut ilmu akhirat dengan tidak melupakan ilmu dunia, rajin mendatangi majlis taklim dan orang-orang saleh, menjaga diri dari zina pacaran, tidak suka dengan ikhtilath dan kesia-siaan lain di pusat perbelanjaan, sibuk memperbaiki diri dengan beribadah wajib dan sunnah, menjaga diri dari segala jenis kesiaan-siaan, dosa, dan maksiat, serta amal saleh lain yang amat banyak manfaatnya di dunia dan akhirat.
Atau, kita berada di tengah-tengah sebab tidak memiliki konsep hidup yang jelas. Alhasil, pagi hari ibadah, siangnya sudah maksiat; siangnya shalat, sorenya nonton dengan pacar; sore berbuka puasa sunnah bareng pacar, malamnya ikut kajian. Dan lain sebagainya. [Pirman]