Abu Bakar Ash Shiddiq radhiyallahu ‘anhu memiliki enam orang anak. Seluruhnya menjadi tokoh-tokoh di zamannya, dalam berbagai bidang yang berbeda.
Keluarga Abu Bakar merupakan salah satu keluarga terbaik dan paling dipercaya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam. Ketika Rasulullah sudah mendapat izin Allah untuk berhijrah ke Madinah, beliau datang ke rumah Abu Bakar.
Ketika Rasulullah ingin bicara berdua saja tanpa ada orang lain yang mendengar, Abu Bakar meyakinkan bahwa semua orang di rumahnya bisa dipercaya untuk memegang rahasia Rasulullah. Maka Rasulullah pun percaya dengan seluruh penghuni rumah Abu Bakar.
Saat hijrah, Rasulullah tidak langsung berangkat ke Madinah. Beliau dan Abu Bakar bersembunyi dulu di Gua Tsur. Selama sekitar tiga hari di sana, keluarga Abu Bakar lah yang all out membantu. Asma’ binti Abu Bakar membawakan makanan. Abdullah bin Abu Bakar sebagai intelijen yang menyampaikan informasi yang beliau butuhkan. Amir bin Fuhairah, pembantu Abu Bakar, menggembalakan kambing untuk menghapus jejak kaki Asma’ dan Abdullah.
Nama Istri-Istri Abu Bakar
Di zaman Jahiliyah, Abu Bakar menikah dengan Qatilah binti Abdul Uzza. Dari pernikahan itu lahirlah Abdullah bin Abu Bakar dan Asma’ binti Abu Bakar.
Juga di zaman jahiliyah, Abu Bakar menikah dengan Ummu Rauman bint Amir. Dari pernikahan ini lahir Abdurrahman bin Abu Bakar dan Aisyah binti Abu Bakar.
Di zaman Islam, Abu Bakar menikah dengan Asma’ binti Umais yang kemudian melahirkan Muhammad bin Abu Bakar.
Di zaman Islam juga, Abu Bakar menikah dengan Habibah binti Kharijah. Saat Abu Bakar wafat, Habibah dalam kondisi mengandung anak terakhir Abu Bakar yang kemudian diberi nama Ummu Kultsum.
Baca juga: Kisah Qabil dan Habil
Nama Anak-Anak Abu Bakar
Abu Bakar Ash Shiddiq memiliki enam orang anak sebagaimana disinggung di atas. Tiga anak laki-laki dan tiga anak perempuan. Nama anak-anak Abu Bakar adalah sebagai berikut:
1. Abdullah bin Abu Bakar
Dialah intelijen Rasulullah saat hijrah. Di malam hari, Abdullah bin Abu Bakar menemani Rasulullah dan Abu Bakar di Gua Tsur. Paginya sudah bersama orang-orang Quraisy, mendengar percakapan mereka dan kemudian malamnya melaporkan kepada Rasulullah.
Abdullah bin Abu Bakar termasuk sahabat yang sangat cerdas. Dia juga seorang mujahid. Saat pertempuran Thaif ia mengalami luka-luka lalu meninggal pada tahun pertama kekhalifahan Abu Bakar.
2. Asma’ binti Abu Bakar
Dialah shahabiyah yang mendapat julukan dzatin niqatain. Sebab saat membawakan makanan Rasulullah dan Abu Bakar ke Gua Tsur, Asma’ binti Abu Bakar merobek ikat pinggangnya menjadi dua. Satu untuk dipakai sebagaimana umumnya kaum wanita dan satu lagi untuk membawa bekal makanan Rasulullah dan Abu Bakar.
Asma’ menikah dengan Zubair bin Awwam, melahirkan Abdullah bin Zubair. Saat Al Hajjaj menyerang putranya hingga menghancurkan Ka’bah, Asma’ memotivasinya dengan kalimat yang saat ini mengadabi: isy kariiman au mut syahiidan. Hidup mulia atau mati syahid!
3. Abdurrahman bin Abu Bakar
Abdurrahman adalah putra sulung Abu Bakar, saudara kandung Aisyah binti Abu Bakar. Ia sempat berpisah dengan Abu Bakar karena menolak masuk Islam.
Meskipun baru masuk Islam setelah perjanjian Hudaibiyah, namanya melejit di antara nama-nama sahabat nabi. Setelah masuk Islam, ia selalu mengikuti perang fi sabilillah. Prestasi militernya sangat bagus. Dialah yang membunuh Mahakam Al Yamamah, jenderal pasukan Musailamah Al Akdzab, saat perang Yamamah.
Pada perang Bushra di Suriah, Abdurrahman bin Abu Bakar –lah yang membukakan pintu bagi pasukan muslim. Caranya, ia masuk melalui lorong bawah tanah dan keluar di gerbang kota.
4. Aisyah binti Abu Bakar
Dialah Ummul Mukminin, istri Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam. Wanita paling cerdas dan paling banyak meriwayatkan hadits. Sejarah hidupnya telah banyak ditulis dalam buku-buku tersendiri, selain juga ditulis dalam sejarah shahabiyat. Salah satu wanita yang dijamin masuk surga.
5. Muhammad bin Abu Bakar
Usianya masih balita saat Abu Bakar wafat. Lalu ia dibesarkan Ali bin Abu Thalib yang merupakan ayah tiri karena sepeninggal Abu Bakar, Asma’ binti Umais dinikahi Ali. Ketika Ali menjadi khalifah, Muhammad bin Abu Bakar diangkat menjadi Gubernur Mesir.
6. Ummu Kultsum
Ummu Kultsum adalah putri terakhir Abu Bakar. Abu Bakar tak sempat melihatnya karena ia masih dikandungan saat Abu Bakar wafat. Ummu Kultsum tumbuh menjadi seorang tabi’iyat yang cerdas. Ia dinikahi oleh Thalhah bin Ubaidillah. Sepeninggal Thalhah, Ummu Kultsum dinikahi Abdurrahman bin Ubaidillah yang tidak lain merupakan saudara Thalhah.
Demikian nama-nama istri dan anak Abu Bakar. Kita lihat Abu Bakar memberikan nama-nama yang baik bagi putra dan putrinya. Sebagiannya mengandung asmaul husna. Dan yang terpenting, pendidikan terbaik hingga menjadikan mereka orang-orang terbaik. [Muchlisin BK – Kisahikmah]