Lanjutan Dari Amalan yang Membebaskan Anda dari Kesulitan Dunia dan Akhirat
“Barang siapa menutupi aib seorang Muslim, maka Allah Ta’ala akan menutupi aibnya di dunia dan akhirat.”
Tiada manusia yang tak memiliki cela. Tak ada insan yang bebas dari aib. Sebab manusia memang tak sempurna. Sebab itulah, mengetahui aib sesama di zaman ini seperti sebuah rahasia umum. Bahkan, banyak sekali kaum Muslimin yang tidak merasa bersalah saat membincangnya.
Padahal, membiacarakan aib dihukumi ghibah, seperti memakan bangkai saudaranya. Dan, ulama sepakat menghukuminya sebagai perbuatan keji dan terlarang.
Karenanya, mengetahui aib sesama adalah ujian. Pasalnya, diri ini memang lemah dan sering mengikuti arus. Butuh kekuatan yang besar untuk tidak ikut membicarakan aib di hadapan orang lain. Karenanya, kita membutuhkan pertolongan Allah Ta’ala. Dan, satu di antara banyaknya cara, ingatlah selalu balasan yang kelak kita dapatkan.
Tentunya, dengan kesadaran penuh. Bahwa kita pun banyak salah, cela, dan aib diri. Maka, relakah jika aib itu dibuka oleh Allah Ta’ala di hapadan makhluk-makhluk-Nya? Dan, tidak berkenankah jika aib diri kita yang menumpuk ini ditutupi oleh Allah Ta’ala? Sungguh, di dalamnya terdapat balasan yang besar bagi orang-orang yang berpikir dan bagi mereka yang benar imannya.
“Dan, Allah Ta’ala akan senantiasa menolong seorang hamba selama ia menolong saudaranya.”
Inilah petunjuk Rabbani yang keempat. Senantiasa menolong saudara. Bahwa kita hidup sebagai makhluk sosial yang saling membutuhkan satu dengan yang lainnya. Pun, terkait hal-hal kecil yang terlihat remeh dan sederhana.
Maka menolong sesama adalah cara paling cerdas untuk menolong diri sendiri. Menolong sesama ibarat sekali mendayung untuk melampaui dua pulau. Menolong sesama akan menggerakkan orang-orang lain untuk menolong diri saat jumpai kesulitan. Menolong sesama, sebagaimana janji Allah Ta’ala ini, adalah salah satu sebab diturunkannya pertolongan dari Yang Maha Menolong. Maka, Dialah sebaik-baik Penolong yang tiada tandingannya.
Bentuknya, lagi-lagi, tak perlu ribet. Mulai dengan niat yang tulus, dan membuka diri untuk sekitar. Senyum yang merekah, wajah nan cerah, tangan yang terbuka, adalah di antara ekspresi tubuh yang seakan berkata kepada setiap orang yang ditemui, “Apa kabar? Ada yang bisa saya bantu?”
Setelahnya, agendakan, lakukan dengan ikhlas, dan haraplah pertolongan dari Allah Ta’ala. Sebab, tabiat manusia tidak selamanya baik. Tak jarang, mereka memukul kita dengan tongkat yang kita berikan. Banyak pula yang menelikung dari belakang, padahal kitalah yang membangkitkan mereka saat terjatuh di lubang sengsara. [Pirman]
Berdasarkan Hadits Riwayat Imam Muslim (2/2074)
Semoga Allah Ta’ala menjadikan kita pribadi yang suka menolong sesama. Aamiin. [Pirman]