Allahu Akbar… Muslimah Ini Tetap Berjihad di Usia 60 Tahun

0
Ilustrasi @selfie

Ketika Khalifah Abu Bakar ash-Shiddiq mengerahkan pasukan untuk memerangi nabi palsu Musailamah al-Kadzdzab dalam jihad Yamamah, muslimah calon penghuni surga ini telah berusia lebih dari enam puluh tahun. “Meski demikian,” tulis Syeikh Mahmud al-Mishri dalam Haulah Shahabiyatur Rasul, “ia segera meminta izin kepada Abu Bakar ash-Shiddiq untuk turut serta dalam pasukan kaum Muslimin.”

Atas persetujuan Abu Bakar, sosok yang juga ahli dalam shalat, dzikir, dan puasa ini pun mengangkat senjata. Tak terhalang usia, semangat dan staminanya masih kokoh lantaran iman yang menancap kuat di dalam sanubari. “Ia,” lanjut Syeikh Mahmud al-Mishri, “berlari ke sana ke mari menebas tentara musuh dengan pedangnya.”

Ketika Musailamah si pembohong tumbang dalam perang tersebut, muslimah pesona surgawi ini pun melakukan sujud syukur. Apalagi, saat anaknya dimutilasi oleh nabi palsu ini (Baca: Masya Allah… Inilah Sahabat Nabi yang Dimutilasi oleh Nabi Palsu Musailamah), sang muslimah pernah memanjatkan doa agar dirinya bisa turut serta dalam jihad menumpas nabi palsu, atau ia yang membunuh sang musuh Allah Ta’ala itu dengan tangannya.

Inilah pesona muslimah sejati. Sosok yang juga menjadi satu di antara dua wanita dalam Baiat Aqabah yang pertama ini merupakan istri dari sang mujahid Zaid bin ‘Ashim, dan ibu dari dua mujahid bernama ‘Abdullah dan Habib bin Zaid.

Setelah mengikuti Baiat ‘Aqabah pertama, sang muslimah pun menyebarkan Islam kepada seluruh keluarga dan penduduk Madinah kala itu. Karenanya pula, saat genderang jihad ‘Uhud ditabuh, ia menjadi yang terdepan dan disebut oleh Syeikh Mahmud al-Mishri sebagai, “Mujahidah pertama dalam sejarah Islam yang mengikuti perang.” (Baca: Inilah Wanita Pertama yang Berperang di Jalan Allah)

Atas jasa diri, anaknya (‘Abdullah bin ‘Ashim), dan suaminya dalam jihad ‘Uhud pula, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam berdoa, “Ya Allah, jadikanlah mereka sebagai teman-temanku di surga.” (Baca: Siapakah yang Dimaksud Nabi dalam Doanya, “Ya Allah, Jadikan Mereka Teman-temanku di Surga”?) Betapa mulianya muslimah ini dan keluarganya. Bahkan mendidik diri di jalan taqwa amatlah sukar, tapi beliau berhasil menggapai derajat tinggi di surga sebagai teman Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam yang amat mulia bersama seluruh anggota keluarganya.

Di medan jihad Hunain, beliau juga turut serta. Bahkan menjadi satu di antara yang bergegas saat ‘Abbas bin Abdul Muthalib memanggil pasukan kaum Muslimin dengan mengatakan, “Dimanakah orang-orang yang mengikuti Baiat Ridhwan?”

Dengan bara semangat di dalam hati dan raganya, ia pun segera maju dan mengatakan, “Aku, aku, aku.”

Duhai, inilah teladan yang sukar dicari tandingannya hingga kini. Sosok yang memiliki tiga nama sebagaimana diriwayatkan oleh Ibnu Hisyam dalam Shirahnya ini, tiada lain adalah Ummu Umarah yang disebut juga Ummu Imarah dan Ummu Amarah. [Pirman/Kisahikmah]

Artikel sebelumnyaMasya Allah… Inilah Sahabat Nabi yang Dimutilasi oleh Nabi Palsu Musailamah
Artikel berikutnyaMenurut Imam al-Ghazali, Inilah Penyakit yang Tidak Ada Obatnya