Ajaib! Divonis Mati karena Tumor Kulit, Lelaki Ini Sembuh karena Hal Sepele

0

Melihat dengan seksama kondisi tumor kulit stadium akhir yang diderita oleh pasiennya ini, sang dokter menyerah lemah dan berkata, “Maaf, hidup Tuan tidak akan lama lagi.” Tentu saja, kabar ini bagai kiamat bagi si sakit dan keluarganya. Tapi, itulah fakta yang harus disampaikan dan mustahil ditutupi oleh sang dokter. Pasalnya, semua upaya medis telah ditempuhnya.

Mendengar vonis mati dari sang dokter, laki-laki yang menderita sakit ini justru berpikir sebaliknya. Ia berkata kepada dirinya sendiri, “Sebab hidup tak lama lagi, bukankah sebuah alasan yang logis agar aku bisa menikmati semua yang kuharapkan?”

Langkah terkesan konyol pun ditempuh. Ia yang memiliki niat berkeliling dunia dengan kameranya itu segera menyusun rencana. Sekelarnya, ia meminta rekomendasi dari dokter seraya berpamitan. Miris, sang dokter mencegahnya. Katanya, “Jika Tuan nekat melakukan perjalanan keliling dunia ini, Anda akan dikuburkan di dasar laut.”

Tetapi, niat si laki-laki sudah bulat. Tak ada lagi yang bisa mencegahnya. Kepada sang istri dan keluarganya, ia berkata, “Jangan khawatir. Aku akan sembuh. Aku akan pulang dan dikuburkan di pemakaman keluarga kita.”

Niat pun diwujudkan, laki-laki bernama Eart P. Haney ini pun berkeliling dunia untuk menikmati apa yang selama ini menjadi keinginannya. Di rumah, istri dan keluarganya hanya bisa mendoakan dengan senantiasa mengontrol kondisi suaminya dari jauh.

Hingga, setelah masa yang lama dalam perjalanan, saat laki-laki ini menjalani sisa harinya dengan suka cita dan gembira yang penuh, ia menyempatkan dirinya menulis surat untuk istri yang amat disayanginya.

“Aku menikmati makanan terlezat di atas kapal pesiar. Aku membaca puisi. Dan, aku mengonsumsi makanan lezat berlemak yang dilarang oleh dokter. Aku,” tutupnya akhiri suratnya, “menikmati hidupku selama ini lebih dari apa yang kurasakan sebelumnya.”

Waktu yang disebutkan oleh dokter sebagai batas masa hidupnya pun berlalu. Ajaib! Haney malah sembuh. Kebahagiaan, keceriaan, dan sumringah di dasar hatinya adalah obat yang tak pernah disangka sebelumnya.

Pasalnya, sehat memang bermula dari jiwa. Di dalam jiwa yang sehat terkandung pula badan yang prima dan bugar. Kisah ini adalah hikmah bagi kita. Bahwa sering kali, sakit yang dialami semakin terasa memberatkan lantaran beban yang kita tambahkan ke dalam jiwa dan pikiran kita.

Semoga Allah Ta’ala kurniakan kesehatan kepada kita. Sehat yang menjadikan kita kuat dalam beribadah. Aamiin. [Pirman/Kisahikmah]

Rujukan: Majalah Inspirasi Tarbawi 256 (Th. 13, 2011)

Artikel sebelumnyaAnda Dirundung Duka dan Lelah? Inilah Nasihat Ibnul Jauzi
Artikel berikutnyaJika Ingin Kawin Denganku, Tinggalkanlah Akhirat