Tiada nikmat tanpa perjuangan. Tiada asyiknya rehat tanpa berlelah-lelah dalam bekerja. Tak ada kebahagiaan yang abadi sebelum ujian yang berat, kesedihan yang menohok, dan pedih yang serasa tak bertepi.
Itulah sunnatullah yang tak bisa dipungkiri oleh manusia mana pun di muka bumi ini. Sebab ianya siklus hidup, siapa pun pasti pernah mengalaminya. Masalahnya, kadang kita tak sabar. Kadang, kita mudah mengeluh dan sering menyalahkan Allah Ta’ala.
Lalu, apa yang harus dilakukan jika masalah terasa menyesakkan dada, lelah menggelayut berat di pikiran dan jiwa, dan kita merasa tak bisa berlari atau mendapatkan solusi?
Imam Ibnul Jauzi sang penulis Shaidul Khatir berkata, “Aku pernah menghadapi persoalan yang membuatku dirundung kelelahan.” Ketika beliau berusaha mencari solusi atau sandaran, “Aku sudah berusaha sekuat tenaga untuk keluar dari segala duka itu dengan segala macam cara.”
“Akan tetapi,” lanjutnya sebagaimana dikutip oleh Sulthan Hadi dalam Majalah Inspirasi Tarbawi 256, “aku selalu gagal dan terbentur jalan buntu.”
Saat itulah, ketika diri merasa tak berdaya kemudian menyandarkan keseluruhan hidup kepada Allah Ta’ala Yang Mahakuat, “Tiba-tiba, dibenakku terlintas sebuah ayat al-Qur’an.”
Beliau pun membaca firman Allah Ta’ala dalam surat ath-Thalaq [65] ayat 2, “Barangsiapa bertakwa kepada Allah, niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar.”
Beliau pun melanjutkan nasihatnya dengan mengatakan, “Tahulah aku, takwa adalah jalan terbaik dari segala kegelisahan dan kegoncangan jiwa.” Akhirnya, “Setiap kali aku bersedih, aku mencari jalan keluar melalui jalur ini.”
Sosok yang banyak menulis kitab dan nasihat bagi kaum Muslimin ini pun mengakhiri petuahnya dengan membeberkan kunci-kunci pembuka bagi setiap yang tertutup (masalah). Yaitu; tawakkal kepada Allah Ta’ala, dan taat serta mengikuti semua perintah-Nya.
Takwa itulah jalan terbaik atas masalah terburuk sekalipun. Ianya juga menjadi jaminan tercurahnya rezeki, tercukupinya semua kebutuhan hidup, tiket untuk memasuki surga, jalan kebahagiaan di alam dunia, penghalang dari siksa kubur dan neraka, serta amalan yang menyelamatkan pelakunya dari dahsyat dan mengerikannya Hari Kiamat yang amat pasti dan semakin dekat kejadiannya.
Ingatlah wahai diri, inilah nasihat dari sosok terpilih yang besar ketakutan dan harapnya kepada Allah Ta’ala. Selanjutnya, kerjakanlah nasihat ini, wahai diri, dengan kemampuan terbaik yang dimiliki. [Pirman/Kisahikmah]