Abbas bin Abdul Muthalib adalah sahabat dan paman Rasulullah dari suku Quraisy. Abbas juga merupakan tokoh Quraisy penyedia minuman bagi jamaah haji. Kelak, keturunannya menjadi para khalifah Bani Abbasiyah.
Keluarga Abbas bin Abdul Muthalib
Ayahnya, Abdul Muthalib, dikenal sebagai pemimpin yang dihormati di Makkah, dan ibunya, Nutailah binti Janab, adalah wanita Arab pertama yang menutupi Ka’bah dengan kiswah sutera, sebagai nazar ketika Abbas yang pernah hilang berhasil ditemukan. Dalam masyarakat Quraisy, Abbas mendapat kepercayaan mengurus Masjidil Haram dan menyediakan air minum bagi jamaah haji.
Abbas menikah dengan Lubabah al-Kubra, putri dari suku Bani Hilal, yang sering dipanggil Ummul Fadhal.
Baca juga: Istri Abu Bakar
Paman yang Melindungi Rasulullah
Abbas mendampingi Rasulullah dalam Baiat Aqabah yang terkenal, di mana kaum Anshar dari Madinah berjanji untuk melindungi Nabi Muhammad.
Dalam pertemuan ini, Abbas memberikan sambutan pertama dengan mengingatkan mereka untuk tidak membiarkan Rasulullah menderita, sebab di Makkah ia hidup dalam kemuliaan dan perlindungan.
“Wahai Khazraj, sesungguhnya Muhammad di antara kami memiliki kedudukan sebagaimana yang telah kalian ketahui. Kami membela dan melindunginya dari kaumnya yang memiliki keyakinan seperti kami. Di tengah kaumnya ia mendapat kemuliaan, dan di negerinya sendiri ia mendapat perlindungan. Dan sekarang, ia memilih untuk bergabung dengan kalian,” kata Abbas.
“Jika kalian memang berniat untuk memenuhi janji kepadanya dan melindunginya dari orang yang memusuhinya, kalian dapat membawanya ke negeri kalian. Tetapi jika kalian akan menghinakannya setelah ia bergabung dengan kalian maka dari saat ini juga aku meminta kalian untuk meninggalkannya, karena sesungguhnya ia berada dalam kemuliaan dan perlindungan kaumnya dan negerinya,” lanjutnya.
Kemudian Rasulullah memulai dengan membaca Al-Quran, berdoa kepada Allah, menyeru semua orang yang hadir di sana untuk beriman kepada-Nya, dan mengajak mereka untuk memeluk agama Islam. Setelah itu Rasulullah bersabda, “Aku menerima baiat kalian agar kalian melindungiku seperti kalian melindungi istri dan anak-anak kalian.”
Mereka bertanya, “Apa yang akan kami dapatkan jika kami memenuhi janji kami, wahai Rasulullah?”
Beliau menjawab tegas, “Surga.”
Baca juga: Kisah Memenuhi Janji
Abbas Masuk Islam
Abbas ikut serta dalam Perang Badar meski berada di pihak kaum Quraisy. Walaupun dipaksa berperang, Rasulullah memerintahkan agar Abbas dan beberapa kerabat lainnya tidak disakiti. Abbas akhirnya tertawan oleh pasukan Muslim, dan ikatannya diperlonggar oleh sahabat Nabi setelah Rasulullah mendengar rintihan pamannya di malam hari.
Setelah pertempuran usai, Abbas menebus diri dan dua saudaranya, lalu menyatakan keislamannya. Beberapa sumber menyebutkan bahwa Abbas sebenarnya sudah masuk Islam sebelum hijrah, tetapi menyembunyikannya. Selama di Makkah, ia terus membantu umat Islam dengan memberikan informasi penting terkait kaum musyrik.
Keislaman Abbas terlihat saat ia bergabung dalam berbagai pertempuran, termasuk Perang Hunain. Ia tetap mendampingi Rasulullah di medan perang meskipun banyak sahabat yang melarikan diri. Rasulullah sangat menghormati Abbas dan pernah bersabda, “Inilah Abbas bin Abdul Muthalib, orang Quraisy yang paling dermawan dan paling menjaga hubungan keluarga.” Bahkan, Rasulullah menganggap Abbas sebagai sosok yang menyimbolkan keluarganya yang tersisa.
Baca juga: Kisah Tahajud Seorang Pengangguran
Kedermawanan Abbas bin Abdul Muthalib
Abbas terkenal sebagai sosok yang mulia dan dermawan. Ia pernah membebaskan 70 orang budak sebagai bentuk kebaikan hatinya. Saat Perang Badar, seorang sahabat bernama Abu al-Sair berhasil menawannya. Meskipun bertubuh kecil, ia mampu menawan Abbas yang tinggi besar berkat bantuan seorang malaikat, sebagaimana dijelaskan Rasulullah setelah mendengar ceritanya.
Abbas juga merupakan sahabat yang dihormati oleh sahabat-sahabat Rasulullah, termasuk Umar bin Khattab. Ketika terjadi kekeringan yang melanda Madinah, Umar mengajak Abbas untuk berdoa memohon hujan dengan bertawasul kepadanya. Tidak lama setelah itu, hujan turun, dan orang-orang menyentuh Abbas sambil berkata, “Bahagialah engkau, wahai pemberi minum dua tanah haram.” Setelah Rasulullah wafat, Abbas menjadi sosok terdekat Nabi yang dicintai para sahabat.
Abbas memiliki sepuluh anak, yang semuanya laki-laki. Mereka adalah al-Fadhal, Ubaidillah, Qutsam, Abdurrahman, Ma’bad, al-Harits, Katsir, Aun, dan Tammam. Pada akhir hidupnya, Abbas tinggal di Madinah hingga wafat pada usia 88 tahun. Khalifah Utsman bin Affan turut serta dalam menyalati jenazahnya, dan ia dimakamkan di Baqi, Madinah. Semoga Allah merahmatinya. [Kisah Hikmah]