Lanjutan dari 7 Cara Mengajar Ala Rasulullah yang Wajib Diketahui Para Pendidik
Metode Berkisah
Sebagian besar ajaran kebaikan yang termaktub di dalam al-Qur’an al-Karim disajikan dalam bentuk kisah, cerita, bertutur. Begitupun dengan banyak riwayat hadits, dimana Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa sallam mengisahkan banyak kejadian yang dialami oleh para Nabi dan orang shalih terdahulu.
Melalui metode berkisah, muatan hikmah lebih mudah ditangkap sebab disajikan dengan ringan dan kronologis. Berkisah juga diminati dan bisa disajikan untuk lintas usia, mulai anak-anak, remaja, dewasa hingga lanjut usia. Dengan penuturan yang berintonasi bagus, kisah semakin asyik untuk dinikmati dan abadi di dalam memori peserta didik.
Teladan
Tidaklah Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wa sallam menyampaikan atau memerintahkan sebuah amalan, melainkan beliau sudah melakukannya dalam kehidupan sehari-hari. Dengan diamalkan oleh pengajar, sebuah hikmah lebih bermakna dan memiliki daya ubah bagi peserta didik.
Tatkala Nabi menyampaikan soalan jujur, misalnya, maka beliau merupakan pribadi yang paling jujur di muka bumi. Ketika beliau memerintahkan umatnya untuk menikah, beliau sudah lebih dahulu menjalankan ibadah sunnah yang di dalamnya ada cicipan rasa surga itu.
Pasalnya, satu teladan jauh lebih bermakna di banding seribu nasihat. Dan ini, seharusnya menjadi bahan introspeksi bagi para pendidik, jika anak didik belum melakukan ajaran yang disampaikan, mungkin saja kita belum memberikan teladan kepada mereka terkait hal itu.
Bukankah ajakan shalat berjamaah akan lebih mudah ditaati jika yang mengajak sudah berpakaian rapi, bergegas mendatangi masjid, atau sudah ada di masjid lebih awal dari orang-orang yang diajak? Sebaliknya, apa makna ajakan untuk belajar dan mempelajari al-Qur’an kepada anak didik atau anak-anak kita, sementara kita yang menyampaikan sibuk dengan perangkat canggih, telepon cerdas, atau asyik duduk di depan televisi menikmati sajian tiada makna kecuali pamer aurat?
Secara khusus, metode memberi teladan juga mendapatkan perhatian yang sangat serius di dalam al-Qur’an yang mulia. Allah Ta’ala mengancam akan memberi murka yang besar bagi siapa yang mengatakan, menyampaikan, mendakwahi, tapi dirinya sibuk mengingkari apa yang dia katakan, sampaikan, dan dakwahkan kepada orang lain.
Jika belum mampu memberikan teladan paripurna, niat yang sungguh-sungguh cukuplah menjadi bukti, bahwa seorang pendidik benar-benar ingin berubah dengan memberikan teladan kepada anak-anak didiknya.