Ya Rasulullah, Izinkan Saya Memenggal Leher Orang Ini

0
ilustrasi @indexwp

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam dan para sahabatnya adalah teladan terbaik dalam dakwah. Sebagai generasi awal Islam, mereka telah memberikan contoh terbaik yang amat sulit untuk ditandingi.

Baik dalam ketaatan kepada Rasulullah sebagai pemimpin, persahabatan antar sesama, bagaimana sikap terbaik kepada kaum kafir, munafiq dan sahabat yang membelot dari dakwah, juga hal-hal lain terkait muamalah dengan sesamanya.

Di antara mereka ada sosok yang santun dan lembut selayak Abu Bakar ash-Shiddiq. Ialah orang yang paling dekat dengan Nabi, bahkan menemani beliau saat hijrah menuju Madinah. Ada pula Umar bin Khaththab yang tegas, kuat dan tak kenal kompromi. Ialah sosok yang membuat Islam semakin kuat sebab keberaniannya.

Umar, suatu ketika pernah berkata lantang di hadapan Nabi Shallallahu ‘alaihi wa Sallam. “Ya Rasulullah,” ujarnya berapi-api, “izinkan saya memenggal leher orang ini.”

Demikianlah Umar. Ia memang tegas. Apa yang menjadi pendapatnya seringkali selaras dengan apa yang difirmankan oleh Allah Ta’ala. Dalam kesempatan di atas, mengapa Umar berkata demikian? Dan, bagaimanakah respon Nabi?

Ternyata, kalimat itu disampaikan ketika para sahabat berhasil menangkap Ibnu Abi Balta’ah. Disebutkan oleh Dr Abdullah Azzam bahwa Ibnu Abi Balta’ah telah membocorkan informasi kepada kaum kafir Quraisy ketika kaum muslimin akan menyerang mereka.

Namun, meski yang melakukan itu berhak mendapatkan hukuman, dengan hikmah dan kebijaksanaannya, Nabi mencegah Umar dengan berkata, “Tidakkah engkau tahu, wahai Umar?” lanjutnya, “ia telah ikut serta dalam Perang Badar.”

Perang Badar adalah perang yang membedakan kaum muslimin dan orang kafir. Perang tersebut merupakan episode amat gemilang yang akan senantiasa dikenang dalam sejarah peradaban. Maka, kaum muslimin yang turut serta di dalamnya, dimuliakan oleh Nabi Shallallahu ‘alaihi wa Sallam dan kaum muslimin.

“Boleh jadi,” tutur Nabi melanjutkan, “Allah telah melihat (hati) para Ahli badar.” Kemudian, pungkas Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam dalam riwayat Imam Bukhari ini, “Allah Ta’ala berfirman, ‘Sesungguhnya Aku telah memberikan ampunan bagi kalian.'”

“Sungguh,” ungkap Dr Abdullah Azzam mengomentari riwayat ini, “Rasulullah telah memilih amal terbaik dari sahabat ini (Ibnu Abi Balta’ah) sebagai dasar pertimbangan untuk meredam gejolak kemarahan dalam hati Umar bin Khaththab.”

Semoga Allah Ta’ala merahmati mereka semua, dan anugerahkan hidayah bagi kita untuk meneladaninya. Aamiin. [Pirman]

Artikel sebelumnyaJadilah Kera yang Hina
Artikel berikutnyaPresiden yang Lebih Buruk dari Lalat