Waspadalah! Tiga Sumpah Nabi yang Pasti Terjadi

0

Dari Abu Kabsyah al-Annamari yang dishahihkan oleh Syeikh Nasiruddin al-Albani, Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda sebagaimana diriwayatkan oleh Imam at-Tirmidzi, “Tiga perkara yang aku bersumpah untuknya, dan aku sampaikan kepada kalian satu hadits.” Pungkas Nabi secara tegas, “Maka, hafalkanlah hadits ini.”

Apakah ketiga hal yang Nabi bersumpah dengannya? Bukankah sumpah dan janji Nabi pasti terjadi?

“Tidaklah harta seorang hamba berkurang karena sedekah.”

Itulah sumpah Nabi yang pertama. Sedekah, infaq, zakat, nafkah, dan amalan terkait yang dilakukan di jalan Allah Ta’ala dan menetapi sunnah Nabi-Nya, adalah amal shalih yang tidak membuat kekayaan dan kepemilikan harta seorang berkurang.

Sebaliknya, sebagaimana disebutkan dalam banyak riwayat, sedekah akan dilipatkan menjadi melimpah. Bermula dari sepuluh, seratus, tujuh ratus, hingga lipat ganda yang tak terhitung. Itulah janji Allah Ta’ala dalam banyak firman-Nya, dan jani Nabi dalam banyak haditsnya. Semuanya akan dilipatkan. Hanya, bentuk dan caranya merupakan Kehendak Allah Ta’ala. Tugas kita hanya melakukan amal, bukan sibuk menghitung peluang jumlah kelipatan atau kembalian.

“Tidaklah seorang hamba dizhalimi dengan sebuah kezhaliman, kemudian bersabar, kecuali Allah Ta’ala akan menambahkan untuknya kemuliaan.”

Bahwa di antara hikmah adanya orang yang zhalim adalah anjuran bagi kita untuk berlaku sabar dan peringatan agar diri tak meneladani kezhaliman tersebut. Zhalim ialah merampas hak. Ia merenggut kebaikan yang seharusnya menjadi milik orang lain.

Di antara kemuliaan orang yang dizhalimi, sebagaimana disebutkan dalam hadits lain, doa orang yang terzhalimi didengar dan dikabulkan oleh Allah Ta’ala. Selain itu, jika dizhalimi, kemudian mengatakan kalimat kekufuran dengan terpaksa, sebagaimana dilakukan oleh sebagian sahabat di awal dakwah, maka Allah Ta’ala akan mengampuni dosa itu. Sebab terpaksa, karena darurat dan mengancam nyawa. Dan, jika teguh lalu dibunuh, syahid adalah ganjaran baginya.

“Tidaklah seseorang meminta-minta, kecuali Allah Ta’ala akan membukakan baginya pintu kemiskinan.”

Ada di antara kita yang menyangka bahwa mereka yang meminta-minta dan memiliki sekian banyak aset di kampungnya adalah orang kaya. Padahal, jika dirujuk dengan hadits ini, sejatinya mereka adalah orang yang miskin lantaran Allah Ta’ala membukakan pintu kemiskinan baginya. Miris. Sudah miskin, malah merasa dan bangga sebagai orang kaya.

Maka mandirilah. Bersyukurlah dengan sebanyak apa pun harta yang kita hasilkan dengan kerja keras, cerdas, dan ikhlas. Yakinlah, itulah keberkahan yang Allah Ta’ala janjikan. Bahkan, ada dosa-dosa yang tak diampuni karena ibadah ritual, ianya hanya gugur jika seorang hamba merasa lelah di malam hari sebab memanfaatkan siang untuk bekerja demi kemuliaan diri, keluarga, dan umat Islam. [Pirman/Kisahikmah]

Artikel sebelumnyaPetuah Bijak Nabi ‘Isa tentang Dunia
Artikel berikutnyaSiapa Baca Kalimat Ini, Tak Ada Bahaya yang Menimpanya