Rasulullah Saw sangat mencintai umatnya. Beliau mendedikasikan hidupnya untuk menyempurnakan akhlak manusia. Beliau membawa ajaran mulia yang tiada tandingnya. Beliau meneruskan risalah kenabian para nabi sebelumnya sekaligus menjadi yang terakhir dan menyempurnakan.
Dalam sejarah kehidupan beliau, tak pernah sekalipun ada penolakan dari musuh dakwah lantaran buruknya akhlak. Beliau hanya ditolak karena akidah, sebab mengakui bahwa Allah Swt Mahaesa dan menyampaikan bahwa dirinya seorang hamba sekaligus utusan Allah Swt.
Amat banyak nasihat yang disampaikan oleh Rasululah Saw di sepanjang episode hidupnya. Nasihat nan mulia itu dirawat betul oleh sahabat, tabi’in dan generasi setelahnya. Oleh para generasi terbaik ini, ajaran Rasulullah Saw disampaikan apa adanya. Meskipun, banyak pula yang sengaja memalsukan dengan berbohong atau membuat-buatnya.
Dalam rangkaian panjang hadits Rasulullah Saw itu, ada satu riwayat amat penting yang layak untuk direnungi. Harapannya, dengan mengingat satu hadits ini, kemudian mempraktekkannya, akan banyak kebaikan yan diberikan oleh Allah Swt dalam kehidupan kita di dunia dan kelak menjadi sarana keselamatan di akhirat.
Diriwayatkan oleh sang menantu, ‘Ali bin Abi Thalib Ra, “Dua hal yang paling kutakuti dari kamu semua, melebihi sesuatu yang lain,” sabda Rasulullah Saw suatu ketika, adalah, “menuruti hawa nafsu dan panjang angan-angan.”
“Sebab,” lanjut beliau, “menuruti hawa nafsu akan menghalangi orang lain dari kebenaran,” sedangkan, “panjang angan-angan berarti mencintai dunia,” pungkas beliau sebagaimana diriwayatkan oleh Ibnu Abi Dunya dan yang lainnya.
Beliau pun meruskan nasihatnya tentang dunia. Bahwa dunia diberikan kepada semua manusia, baik yang dicintai Allah Swt maupun yang dibenci-Nya. Sedangkan bagi yang dicintai-Nya, Allah Swt memberikan tambahan berupa hidayah dan iman. Beliau juga mengingatkan agar umatnya tak terbuai dalam dunia sehingga melalaikan akhirat. Sebab dunia hanya sementara sedangkan akhirat adalah episode kehidupan selepas mati yang abadi.
Menuruti nafsu adalah ciri setan dan pengikutnya. Nafsu adalah karunia, ia bisa dikondisikan sesuai dengan kemampuan seorang hamba. Bahkan nafsu yang memiliki kecenderungan buruk, ketika dilatih dengan dipaksa terus menerus seraya memohon pertolongan dari Allah Swt, ia akan berangsur membaik dengan kehendak-Nya.
Sedangkan panjang angan-angan adalah sikap suka menunda amal dengan asumsi dunia adalah tempat terakhir. Mereka panjangkan angan, sibuk dengan sia-sia dan maksiat karena berpikir tidak akan didatangi maut. Alhasil, saat maut menjemput, mereka terkejut dan mati dalam keadaan merugi.
Semoga Allah Swt kurniakan hidayah kepada kita dan menjauhkan diri ini dari dua hal yang amat ditakutkan oleh Rasulullah Saw ini.