Shafiyah binti Huyay, salah satu istri Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam, mendatangi Nabi saat manusia paling mulia ini tengah berada di masjid. Di dalam riwayat yang disampaikan oleh Imam Ahmad bin Hanbal ini, baginda tengah melakukan i’tikaf. Namun, lantaran hari mendekati malam dan tiada yang menemani sang istri pulang ke rumahnya, maka Nabi pun mengantarnya pulang ke rumah, di kediaman Usamah bin Zaid. Berduaan.
Tak jauh jaraknya dari keduanya, terlihatlah dua orang dari kalangan Anshar yang berjalan searah. Lalu, kedua sahabat itu pun mempercepat langkahnya. Melihat peristiwa itu, Nabi pun berkata, “Pelan-pelan. Ini adalah Shafiyah binti Huyay.”
“Subhanallah, ya Rasulullah…” jawab sahabat itu hampir bersamaan.
Lantas, Nabi pun berkata, “Sesungguhnya setan mengalir dalam diri anak Adam melalui aliran darah.” Karena hal itu, Nabi pun berkata kepada sahabat-sahabatnya itu agar berjalan pelan. Sebab, “AKu khawatir jika dia (setan) membisikkan sesuatu ke hati kalian atau membisikkan kejahatan.”
Selain diriwayatkan oleh Imam Ahmad bin Hanbal, riwayat ini juga disepakati oleh Imam Hadits lainnya sehingga derajatnya Muttafaq ‘Alaih.
Menafsirkan hadits ini, Habib Ali Zainal Abidin al-Hamid menjelaskan, “Setan ada di setiap bagian tubuh manusia melalui aliran darah. Mereka berkeliling di dalam tubuh untuk mencari titik terlemah manusia. Siapa yang lemah dalam harta, maka akan diuji dengan harta. Siapa yang tak kuat digoda wanita, ia pun akan diuji dengan wanita. Demikian juga bagi siapa yang lemah di bidang jabatan, dan sebagainya.”
Karenanya, rajin-rajinlah melakukan muhasabah. Tak perlu enggan untuk mengakui kelemahan diri, lalu berupaya sekuat tenaga untuk memperkuatnya dengan ibadah-ibadah yang diperintahkan oleh Allah Ta’ala dan Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam.
Yang lebih mencengangkan, sebagaimana disebutkan dalam banyak jalur periwayatan, setan pun mengalir di dalam tubuh Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam. Bedanya, Allah Ta’ala menolong manusia paling mulia itu, sehingga setan di dalam tubuh beliau pun masuk Islam.
“Jangan berlebih-lebihan membicarakan yang ghaib,” tutur Nabi suatu ketika, “karena setan mengalir dalam tubuh anak Adam melalui aliran darah.” Sahabat bertanya, “Demikian juga dengan Anda, ya Rasulullah?”
Jawab Nabi sebagaimana diriwayatkan oleh Imam Ahmad bin Hanbal dalam Musnad-nya, “Ya. Hanya saja, Allah Ta’ala menolongku untuk mengalahkannya hingga ia masuk Islam.”
A’udzubillahi minasy syaithonir rojiim. [Pirman/Kisahikmah]