Di antara sebab utama kemunduran kaum Muslimin dari pentas peradaban dunia adalah tindakan meninggalkan al-Qur’an. Baik dalam skala individu, keluarga, masyarakat, bahkan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Al-Qur’an ditinggalkan, padahal ianya menjadi kunci utama maju atau mundurnya sebuah komunitas bernama umat.
Al-Qur’an, oleh umat akhir zaman ini, mulai diacuhkan, diragukan, hingga dikoreksi. Jika kalangan menengah ke bawah bertindak acuh lantaran kejahilannya, maka kalangan menengah ke atas meragukan hingga mengoreksi makna al-Qur’an lantaran kesombongannya.
Parahnya, ada sekian banyak cerdik pandai yang bahkan menyangsikan makna al-Qur’an, padahal sekolahnya sudah sedemikian tinggi hingga berderet gelar akademiknya.
Kita harus prihatin, meski hal itu tidak cukup.
Kondisi ini merupakan kebalikan dari keadaan yang terjadi di zaman Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam dan para sahabatnya yang diridhai Allah Ta’ala. Mereka bukan hanya belajar, tapi juga beramal dengan landasan al-Qur’an. Mereka tak akan beralih dari menghafal ayat lain sebelum tunai mengamalkan ayat sebelumnya.
Sebagai salah satu buktinya, selain kemajuan peradaban yang tak terelakkan, banyak kita jumpai ungkapan-ungkapan menakjubkan dari generasi terbaik ini tentang al-Qur’an. Salah satunya adalah kalimat singkat dari Sayyidina Abu Bakar ash-Shiddiq tentang al-Qur’an yang akan membuat Anda tercengang.
“Jika aku,” kata ayah Ummul Mukminin ‘Aisyah Radhiyallahu ‘anhuma ini, “kehilangan tali unta, maka aku akan menemukan jawabannya di dalam al-Qur’an.”
jika dicerna dengan logika, kalimat ini sangat tidak logis. Biasanya, kalangan yang mengaku paling logis ini hanya percaya pada sesuatu yang terindra. Maka sebenarnya, mereka ini yang terbelakang sebab terbatas oleh kelemahan dirinya.
Padahal, kalimat ini jauh lebih dalam dari makna tekstualnya. Di dalamnya ada pengakuan amat tulus dan meyakinkan bahwa al-Qur’an merupakan kunci atas seluruh persoalan hidup yang dihadapi oleh manusia di bumi ini. Di dalam kalimat ini terselip makna, jika urusan tali unta saja ada jawabannya di dalam al-Qur’an, apalagi terkait hal-hal lain yang lebih besar dan berpengaruh terhadap kehidupan seorang hamba? Sudah pasti ada jawaban, solusi, jalan keluar, penawar, dan kuncinya di dalam al-Qur’an al-Karim.
Maka jika merasa sempit dengan berbagai persoalan hidup, mungkin Anda sudah lama tidak berinteraksi dengan al-Qur’an.
Wallahu a’lam. [Pirman/Kisahikmah]