Dalam banyak riwayat shahih maupun hasan disebutkan bahwa orang miskin yang benar imannya akan masuk surga lebih awal dari orang kaya yang beriman. Meski disebutkan dalam riwayat lain bahwa orang kaya yang beriman menduduki surga yang lebih tinggi dari orang miskin yang beriman, tetapi bukanlah hal yang mudah jika seseorang tertahan di pintu masuk menuju surga.
Di dalam hadits yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad bin Hanbal nomor 304 yang dikutip oleh Imam Ibnul Qayyim al-Jauziyah dalam ‘Uddatush Shabirin, digambarkan dengan sangat jelas betapa beratnya keadaan tertahan di pintu surga yang dialami oleh orang kaya tersebut.
Diriwayatkan dari ‘Abdullah bin ‘Abbas Radhiyallahu ‘anhuma, Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam mengisahkan dua orang beriman. Satu miskin, satunya lagi kaya. Setelah menjalani hisab, Allah Ta’ala pun memasukkan orang miskin ke dalam surga-Nya yang penuh kenikmatan. Tetapi, tutur Rasulullah, “Si kaya ditahan lama sekali, baru kemudian dimasukkan ke dalam surga.”
Setelah si kaya mukmin masuk ke dalam surga, ia bertemu dengan saudaranya, si miskin mukmin yang sudah lebih dulu menikmati surga. Si miskin mukmin pun bertanya, “Saudaraku, apakah yang membuatmu tertahan?”
Bukan tanpa alasan tanya tersebut. Sebab orang-orang beriman memang bersaudara. “Demi Allah,” lanjut si miskin mukmin sampaikan alasan atas tanyanya, “sungguh, tertahannya dirimu membuatku khawatir terhadapmu.”
“Saudaraku,” jawab si kaya mukmin, “aku tertahan dalam keadaan yang sangat mengerikan.”
Ungkapnya mengisahkan kengerian yang dialaminya, “Aku tidak bisa menyusulmu sebelum keringatku mengalir, yang seandainya keringat itu diminum oleh seribu ekor unta yang kelar memakan hamuudh, tentulah dahaga-dahaga (seribu) unta itu akan hilang.”
Hamuudh adalah makanan dengan rasa asin. Sebagaimana diketahui, untuk menghilangkan dahaga atas makanan asin, maka dibutuhkan jumlah air yang kadarnya lebih banyak dari biasanya-jika yang dimakan tidak asin.
Maka, hal ini merupakan perumpaan yang sangat mengerikan. Satu orang berkeringat, kemudian keringatnya mampu mengenyangkan seribu unta yang memakan makanan asin hingga hilang dahaganya. Bukankah keringat yang dikeluarkan sangat banyak? Dan, banyaknya keringat adalah tanda paling pasti bahwa seseorang mengalami ketakutan yang amat menakutkan dan belum pernah dibayangkan atau dialami sebelumnya.
Karenanya, jika kehendaki menjadi kaya, berpikirlah panjang-panjang. Sebab setiap rupiah harta yang diamanahkan ada pertanggungjawabannya. Opsinya tetap dua; kaya bersyukur atau miskin bersabar. Kedua-duanya amat baik bagi orang yang beriman. [Pirman/Kisahikmah]