Tanda yang Dibawa Malaikat Penolong dalam Perang Badar

0

Jihad dalam Islam adalah sarana melindungi kehormatan Agama dan diri pemeluknya. Jihad hanya disyariatkan untuk menolong Agama Allah Ta’ala; buan sekadar unjuk gigi kuasa, memperbanyak harta rampasan perang atau ekspansi wilayah kaum muslimin.

Dalam jihad terdapat kemuliaan. Ialah puncak ajaran Islam yang diperlukan pengorbanan berupa harta, jiwa , dan raga kaum muslimin. Di dalam jihad, tak ada kekerasan. Bahkan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam selalu memulai jihad dengan dakwah; ajakan untuk kembali kepada Allah Ta’ala, baik melalui surat ataupun utusan langsung.

Dalam jihad, tak ada pembantaian. Bahkan Nabi Shallallahu ‘alaihi wa Sallam melarang pasukan kaum muslimin untuk menebang pohon, membunuh anak-anak, wanita atau orang tua dalam setiap peperangan yang dilakukan.

Bagi kaum Muslimin, jihad adalah ujian; apakah seseorang benar imannya, atau hanya ngaku-ngaku dan main-main saja. Pasalnya, secara naluri kemanusiaan, tak ada orang yang menyukai peperangan. Maka ujian ini terletak pada pilihan: lakukan sebagai bentuk ketaatan, atau tinggalkan sebab kau tak menyukainya.

Maka dalam jihad, ada banyak faktor yang harus dilihat sehingga ia menjadi harus dilakukan, ditangguhkan, atau dengan cara selain menggunakan alat perang berupa berbagai jenis senjata.

Pasalnya, jika Allah Ta’ala Menghendaki, Dia bisa membunuh musuh-musuh-Nya dalam sekali ucap. Dia Mahakuasa untuk melakukan itu. Dan, ketika Dia memerintahkan kaum Muslimin untuk menjadi wakil-Nya dalam melawan musuh-musuh-Nya, di sanalah terdapat ujian yang amat nyata.

Dalam Perang Badar, misalnya, Allah Ta’ala menurunkan ribuan malaikat untuk memenangkan kaum Muslimin. Ada yang berpendapat malaikat yang diturunkan sejumlah seribu, tiga ribu, hingga lima ribu malaikat. Nah, bagaimana kaum Muslimin mengetahui turunnya pasukan malaikat itu? Apakah tanda-tandanya?

Ya (cukup), jika kamu bersabar dan bersiap-siaga, dan mereka datang menyerang kamu dengan seketika itu juga, niscaya Allah menolong kamu dengan lima ribu Malaikat yang memakai tanda. (Qs. Ali ‘Imran [3]: 125)

Ali bin Abi Thalib mengatakan, “Dalam peristiwa Perang Badar, malaikat datang dengan tanda bulu putih dan tanda pada ubun-ubun kuda yang mereka naiki.”

“Malaikat membawa tanda,” demikian pendapat Qatadah. Sedangkan Makhul mengatakan, “Tanda mereka adalah memakai sorban.”

Sementara ‘Abdullah bin ‘Abbas meriwayatkan, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam bersabda, “Malaikat mengenakan tanda. Tanda mereka pada peristiwa Perang badar adalah sorban berwarna hitam, sedang dalam Perang Hunain adalah sorban berwarna merah.”

Demikianlah riwayat-riwayat yang dikutip oleh Imam Ibnu Katsir dalam Tafsirnya saat menafsirkan surat Ali ‘Imran [3] ayat 125. [Pirman]

Artikel sebelumnyaSiapakah Penggali Sumur Badar?
Artikel berikutnyaLima Ciri Penghuni Surga dalam Surat Ali ‘Imran