Siapakah Penggali Sumur Badar?

0

Badar dipilih oleh Allah Ta’ala untuk menjadi saksi peperangan perdana kaum Muslimin Madinah dengan kafirin Quraisy kala itu. Meski awalnya tak berniat berperang, Qadarullah berkecamuklah pertempuran yang terkenal dengan sebutan al-Furqon; pembeda antara kebenaran dan kebatilan.

Perang Badar yang diikuti oleh tiga ratus tiga belas atau tiga ratus sepuluh pasukan kaum Muslimin melawan sembilan ratus atau seribu pasukan kafirin Quraisy. Dalam pertempuran itu, kemenangan menjadi hak kaum Muslimin sebab Allah Ta’ala mengirimkan pasukan-Nya untuk menolong mereka.

Perang ini senantiasa harum dalam ingatan sejarah kaum Muslimin. Bahkan senantiasa menjadi motivasi perjuangan dakwah di mana pun; terutama saat pasukan atau kader dakwah berjumlah lebih sedikit di banding pasukan musuh dakwah.

Dalam Perang Badar yang berkecamuk di bulan Ramadhan itu, pasukan kaum Muslimin hanya membawa dua kuda dan tujuh puluh onta. Sedangkan yang lainnya berjalan kaki dengan peralatan perang apa adanya.

Sementara itu, sembilan ratus hingga seribu pasukan kafirin Quraisy dilengkapi dengan baju besi, topi baja, peralatan perang yang lengkap, pasukan kuda pilihan dan aneka jenis perhiasan pun disertakan dalam perang itu.

Lalu, di manakah lokasi bernama Badar ini? Apakah ikonnya? Dan, siapakah yang dijadikan ‘rujukan’ hingga tempat itu dinamai dengan sebutan Badar?

Imam Ibnu Katsir menyebutkan dalam Tafsirnya, “Badar terletak antara Makkah dan Madinah. Tempat itu terkenal dengan sumurnya.” Lanjut sang Imam menuturkan, “Nama Badar dinisbatkan kepada sang penggali sumur yang bernama Badar bin Narin.”

Senada dengan keterangan itu, Imam asy-Sya’bi mengatakan, “Badar adalah sumur milik seorang yang bernama Badar.”

Maka mulialah tempat yang bersejarah ini. Tempat yang namanya harum dalam dalam ingatan kaum muslimin hingga akhir zaman. Tempat yang menjadi saksi betapa Mahakuasa-Nya Allah Ta’ala. Tempat yang langsung menjadi bukti betapa mudah bagi-Nya untuk mengalahkan musuh-musuh-Nya.

Bagi kaum muslimin yang terlibat aktif dalam dakwah, Perang Badar adalah motivasi yang amat berharga. Bahwa kemenangan bukan hanya ditentukan oleh jumlah pasukan atau strategi yang digunakan. Kemenangan dalam dakwah akan diberikan oleh Allah Ta’ala ketika para dai telah siap memanggul amanah kemenangan itu. [Pirman]

Artikel sebelumnyaSatu Kalimat yang Bisa ‘Memukul’ Pasukan Musuh Sejauh 32 Kilometer
Artikel berikutnyaTanda yang Dibawa Malaikat Penolong dalam Perang Badar