Sesuai dengan pemahamannya yang paling sederhana, laki-laki ini bergegas menuju sebuah tempat di siang nan terik. Minimal lima kali dalam sehari, ia dan laki-laki sevisi lainnya berupaya untuk merutinkan kedatangan mereka, pun tatkala hujan badai, panas terik, atau sibuk yang menjepit.
Mereka memahami satu hal; laki-laki memang disunnahkan datangi tempat mulia itu. Selain sebagai syiar dan sarana silaturahim, ada begitu banyak kebaikan yang didapatkan jika seorang laki-laki rajin mendatanginya dengan niat tulus.
Salah satunya, rezeki. Dalam semua maknanya. Siapa rajin kunjungi tempat ini dan beraktivitas kebaikan di dalamnya, insya Allah rezeki akan mengejarnya.
***
Setelah salam dan dzikir secukupnya, ada yang menyolek pundak laki-laki ini. Seorang laki-laki lebih dewasa, bersarung, mengenakan baju koko, dan peci putih. Selepas bertukar senyum, tangan keduanya saling menjulur. Berjabat erat.
Tutur laki-laki berpeci putih, “Ada undangan.”
“Dimana?” tanya laki-laki berpeci hitam.
“Tetangga.” ujar sang pengundang.
Hanya dalam lima menit, keduanya tiba di lokasi. Berjalan kaki. Laki-laki berpeci putih mempersilakan laki-laki peci hitam untuk masuk ke rumah shohibul hajat. Sedangkan laki-laki berpeci putih berkeliling mengundang tetangga lain. Doa bersama dalam rangka khitanan.
***
Tetangga berdatangan. Ada begitu banyak rezeki yang terhidang. Ucap salam, bertukar senyum, jabat tangan, dan percakapan. Itulah rezeki silaturahim yang tak ternilai dengan rupiah.
Ditambah dengan minuman sehat, berbagai jenis makanan ringan dan kue.
Rezeki makin sempurna dengan munajat kepada Allah Ta’ala. Membaca al-Fatihah, al-Ikhlash, al-Falaq, an-Nas, dan ayat-ayat al-Qur’an lain. Dilanjutkan dengan bacaan tahlil, takbir, tahmid, dan tasbih. Semakin lengkap dengan istighfar, lalu munajat kepada Allah Ta’ala.
Setelah usai, masing-masing hadirin diberi bingkisan. Isinya makanan. Untuk keluarga yang di rumah. Bingkisan sebagai ucapan terimakasih karena kedatangan dan mendoakan.
Untuk laki-laki berpeci hitam yang diundang khusus, baginya dua bingkisan dan satu amplop berisi lembaran mata uang. Ia turut pamit bersama jamaah lain. Langsung ke rumahnya.
Teman-teman, rezeki adalah semua karunia Allah Ta’ala kepada hamba-hamba-Nya. Bentuknya tidak selalu dalam bentuk materi, makanan, dan uang. Bahwa sebaik-baik rezeki ialah ketaatan dan semua sebab menujunya.
Rajin-rajinlah datangi masjid untuk shalat berjamaah dan menuntut ilmu dengan niat yang tulus. Insya Allah, rezeki akan mengejar Anda.
Wallahu a’lam. [Pirman/Kisahikmah]