Setan merupakan terjamahan dari kata syaithan yang berasal dari kata syathana. Artinya, jauh. Ialah jauh dari Allah Ta’ala dan jauh dari segala jenis kebaikan. Sebab jauh dari kebaikan, maka setan menjadi sumber keburukan dan bergiat dalam semua jenis makar hingga manusia menjadi anggota, pasukan, bahkan pemasar keburukan di seluruh lini kehidupan, sejak manusia terlahir hingga terjadinya Hari Kiamat kelak.
Karena setan sudah ditetapkan sebagai musuh utama dan nyata umat manusia, kita harus benar-benar menjadikan mereka sebagai musuh. Kita juga harus bersikap waspada, sebab setan tidak akan pernah berhenti menggoda hingga seorang manusia terjerumus dalam lubang keburukan.
Kita juga harus mewaspadai strategi-strategi yang dilancarkan oleh setan. Di antaranya adalah 4 strategi yang disebutkan di dalam al-Qur’an al-Karim berikut ini.
Kamuflase
Menyamarkan. Setan menghiasi keburukan agar terlihat baik, membungkus kemaksiatan hingga terbaca sebagai amalan ketaatan. Allah Ta’ala berfirman,
“Demi Allah, sesungguhnya Kami telah mengutus Rasul-rasul Kami kepada umat-umat sebelum kamu, tetapi setan menjadikan umat-umat itu memandang baik perbuatan mereka (yang buruk). Maka setan menjadi pemimpin mereka di hari itu dan bagi mereka azab yang sangat pedih.” (Qs. an-Nahl [16]: 63)
Dalam strategi ini, setan bisa membungkus lumpur maksiat menjadi kado indah bertabur bunga dengan banyak pernak-perniknya. Setan juga sangat piawai meracik minuman dosa yang pahit menjadi tegukan nikmat segar yang terasa manis.
“Aku mendapati dia dan kaumnya menyembah matahari, selain Allah, dan setan telah menjadikan mereka memandang indah perbuatan-perbuatan mereka, lalu menghalangi mereka dari jalan (Allah) sehingga mereka tidak mendapat petunjuk.” (Qs. an-Naml [27]: 24)
Lupa
Setan akan berupaya membuat manusia melupakan Allah Ta’ala dalam banyak ragam aktivitasnya. Dengan melupakan Allah Ta’ala, maka setan dan berbagai jenis keburukan akan masuk ke dalam jiwa, menjadi lintasan pikiran, lalu menjadi amal buruk yang menyebabkan dosa.
Lupa kepada Allah Ta’ala merupakan salah satu pintu keburukan yang tidak disadari oleh manusia, meski dia seorang Muslim.
“Setan telah menguasai mereka lalu menjadikan mereka lupa mengingat Allah. Mereka itulah golongan setan. Ketahuilah, bahwa sesungguhnya golongan setan itulah golongan yang merugi.” (Qs. al-Mujadalah [58]: 19)