Dalam kelanjutan hadits riwayat Imam at-Tirmidzi dari sahabat mulia Jabir Radhiyallahu ‘anhu tentang orang terbaik dan paling dekat tempat duduknya dengan Rasulullah Shallalahu ‘Alaihi wa Sallam di Hari Kiamat (Baca: Pingin Jadi Yang Paling Dekat Tempat Duduknya dengan Rasulullah di Hari Kiamat? Ini Rahasianya), al-Musthafa Rasulilllah berkata, “Dan sungguh, yang paling buruk di antara kalian dan paling jauh tempat duduknya denganku di Hari Kiamat adalah,”
Tsartsarun
Siapakah dia? Ialah mereka yang paling banyak membual. Banyak berkata, tapi muatannya kebohongan. Banyak di antara perkataannya yang tidak bermanfaat bagi diri, tapi justru merugikan orang lain.
Banyak yang terjerumus dalam golongan ini, pun yang hanya berniat bercanda dengan menjadi pelawak, atau profesi lain yang memaksa dirinya banyak berkata dengan bualan atau kebohongan.
Mutasyaddiqun
Ialah orang yang berkata kotor. Baik secara tekstual maupun tendensi. Bagi golongan ini, ucapan hanya ucapan. Padahal, ucapan bisa membuat seorang hamba masuk ke dalam nikmat surga atau dijebloskan ke dalam siksa neraka yang menyala dipenuhi nestapa.
Maka mereka ini, semoga bukan kita, amat mudah melontarkan kata, frasa, atau kalimat yang kotor. Dalam perbincangannya, mereka mudah sekali melampiaskan kemarahan, kata-kata tak beradab, bahkan mengeluarkan semua jenis caci-maki, umpatan, fitnah, sampai nama-nama binatang. Semuanya terlontar dengan mudahnya.
Mutafaihiqun
Jika terhadap dua kriteria di muka para sahabat sudah memahami, terkait kriteria ketiga ini para sahabat bertanya, “Namun, siapakah al-Mutafaihiqun itu, ya Rasulullah?”
“Mereka,” ujar Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam, “adalah al-Mutakabbirun, orang-orang yang sombong.”
Terkait makna sombong ini, sebagaimana disebutkan dalam riwayat lain, bukanlah mereka yang kerap mengenakan pakaian bagus, mobil mewah, dan asesoris duniawi lainnya. Orang sombong, berdasarkan keterangan beliau, adalah orang yang merasa benar dan menolak saran dari orang lain, meskipun muatannya kebaikan.
Sombong inilah yang menjadi sebab keterjerumusan iblis laknatullah hingga tervonis sebagai penghuni tetap dan pimpinan di neraka. Di antara sebab terlarangnya sombong bagi makhluk, sebab sombong merupakan selendang dan sifat-Nya Allah Ta’ala, sehingga tak satu pun makhluk yang berhak mengenakannya.
Mari periksa diri kita dalam-dalam. Bukan hanya terkait ibadah ritual kepada Allah Ta’ala, tapi juga dalam interaksi kita kepada sesama manusia. Adakah satu di antara tiga sifat ini yang kerap kita lakukan? Jika ada, maka orang tersebut termasuk dalam golongan orang terburuk dan paling jauh tempat duduknya dengan Rasulullah, kelak di Hari Kiamat.
Wallahu a’lam. [Pirman/Kisahikmah]