Apa kabar, teman-teman semua? Mudah-mudahan senantiasa diberikan kesehatan, ilmu yang manfaat, dan harta yang diberkahi.
Saya ingin berbagi tentang hidup yang harus terus berjalan. Hidup ini tidak mengenal siaran tunda. Kita malas atau rajin, semangat atau loyo, bangun pagi atau kesiangan, bekerja atau menganggur, mandi atau tidak mandi, makan atau malas makan; mentari akan tetap melakukan tugasnya.
Matahari akan tetap bersinar. Dia akan menjalankan perintah Allah Ta’ala. Dia akan beredar dari arah terbit menuju arah terbenamnya sembari bertasbih kepada Tuhan semesta alam. Matahri tidak akan sekalu pun berujar, “Ayo kerja. Aku tunggu kamu bangun sampai siang, barulah aku beredar.”
Tidak akan pernah terjadi!
***
Kawan, hidup harus terus berjalan. Zaman berbuah dengan cepat. Jangan baper dengan kondisi kita yang pasti tidak sempurna. Kali ini, izinkan saya bertutur tentang seorang laki-laki biasa yang tidak pernah lulus kuliah. Hanya tamatan sekolah menengah atas. Pernah kuliah di Institut Teknologi Bandung, tapi dia drop out. Nilainya jongkok. Dia keluar. Padahal, orang tua sudah mengeluarkan puluhan juta untuk pendidikannya.
Sudah keluar, hidupnya makin kacau. Eh, dia malah nekat nikah. Di umur 21. Edan. Beberapa pekan setelah nikah, istrinya positif hamil. Duh. Beban yang bertambah-tambah. Jadilah ia sibuk dengan berbagai urusan perjuangan rumah tangga sampai-sampai ngontrak di dekat kuburan.
Ya Allah…
Tapi, kawan. Laki-laki ini tidak menyerah. Dia melakukan apa yang bisa dikerjakan. Dia berkeliling dari satu UKM (Usaha Kecil Menengah) ke UKM lain untuk menawarkan jasa konsultasi bisnis. Dengan menebalkan muka. Dengan menulikan telinga.
Dia tidak peduli dengan sindiran, cibiran, dan sejenisnya. Dia hanya tahu satu hal, “Saya harus sukses!”
Dia mendatangi UKM, kadang tanpa diminta. Dia datang dengan bertutur, “Pak, ada yang bisa saya bantu?” Kemudian dia membagi ilmu seadanya untuk kemajuan UKM tersebut.
Qadarullah, langkahnya bersesuaian dengan manisnya taqdir. Karirnya terus naik. Mulai dari gratis, dibayar ratusan ribu perbulan, hingga kini ada yang pernah membayar 20 juta dalam 3 jam bicara.
Allah Mahakaya. Allah Maha Mengabulkan doa. Allah tidak akan pernah menzhalimi ikhtiar hamba-hamba-Nya.
Kini, laki-laki yang drop out dari Intitut Teknologi Bandung ini, yang nekat nikah dan pernah ngontrak di dekat kuburan telah menemukan taqdirnya. Atas izin Allah Ta’ala, murid bisnisnya sekitar 2700-an. Belum lagi omset perusahaan yang dia pimpin. Belum lagi usaha yang dia rintis di dunia perfilman positif negeri ini.
Ada satu di antara banyaknya teladan dari laki-laki yang barus berumur 30 tahun ini, “Saya terinspirasi dengan guru saya yang mengatakan, ‘Siapa yang menunjuki jalan kebaikan, maka ia akan mendapatkan kebaikan serupa jika ada orang yang melakukan kebaikan tersebut.’”
Ya. Dia adalah Rendy Saputra. Semoga Allah Ta’ala menjaga beliau, keluarga, dan timnya. Aamiin.
Salam.
Wallahu a’lam. [Pirman/Kisahikmah]