Di dalam al-Qur’an al-Karim, Allah Ta’ala memberitahukan berbagai jenis golongan manusia. Ada di antara umat manusia itu yang kehidupan dunianya sangat menyenangkan hingga membuat orang-orang beriman merasa iri melihatnya.
Sayangnya, orang-orang yang sangat bahagia di dunia justru mengalami nasib berkebalikan dalam kehidupan akhirat. Di negeri abadi itu, mereka mengalami hidup yang sangat sengsara.
Golongan ini disebutkan oleh Allah Ta’ala di dalam surat Huud [11] ayat 15 dan 16.
“Barang siapa yang menghendaki kehidupan dunia dan perhiasannya, niscaya Kami berikan kepada mereka balasan pekerjaan mereka di dunia dengan sempurna, dan mereka di dunia itu tidak akan dirugikan. Itulah orang-orang yang tidak memperoleh di akhirat, kecuali neraka. Dan lenyaplah di akhirat itu apa yang telah mereka usahakan di dunia, dan sia-sialah apa yang telah mereka kerjakan.”
Kehidupan dunia yang sementara ini bisa dijadikan sarana untuk menggapai dua hal sekaligus. Sangat bisa dimanfaatkan untuk menggapai kemuliaan dunia dengan banyak dan berlimpahnya harta, jabatan yang tinggi, pasangan yang rupawan, dan gelar-gelar bahagia dunia lainnya.
Ketika seorang manusia berniat menjalani hidup untuk semua perhiasan dunia itu, Allah Ta’ala akan mengabulkan sebagaimana niatnya. Mereka tidak akan dirugikan sedikit pun. Semua yang diminta akan diberikan.
Saking kaya harta, tinggi jabatan, dan bermegah-megahan lainnya, mereka seringkali membuat orang beriman merasa iri. Padahal, ada bahaya besar yang disiapkan untuknya di akhirat kelak.
Lantaran niat dan orientasinya yang fokus untuk kebahagiaan dunia, maka Allah Ta’ala pun tidak memberikan sedikit pun kesenangan kepadanya di akhirat. Dia tidak mendapatkan apa-apa, kecuali neraka. Semua nikmat dunia berhenti saat dia mati, dan dinikmati oleh ahli waris atau musuh bisnisnya.
Padahal, kenikmatan dunia amat bisa digunakan untuk menggapai kebahagiaan sejati di akhirat. Dunia merupakan sarana yang diberikan oleh Allah Ta’ala sebelum seorang hamba menghadapi kehidupan akhirat. Mereka tidak mengerti atau menutup hatinya dari hikmah yang terang benderang ini.
Alhasil, kesenangan dunia yang diberikan oleh Allah Ta’ala hanya digunakan di jalan-jalan haram yang mengundang kemurkaan Allah Ta’ala.
Wallahu a’lam. [Pirman/Kisahikmah]