Argumen Mematikan Jika Anda Dihina karena Gemuk

0
sumber gambar: twitter.com

Ada sebagian kaum Muslimin yang melihat gemuknya badan sebagai aib. Lantas mereka melontarkan hinaan, celaan, atau menjadikan kegemukan saudaranya sebagai candaan yang bernada meremehkan. Apalagi kurus atau gemuk disinyalir sebagai salah satu akibat dari intensitas seseorang dalam mengonsumsi makanan.

Semakin sering makan, maka gemuk tak bisa dielakkan. Sebaliknya, jika intensitas makan amat jarang, maka besar kemungkinannya orang tersebut akan memiliki tubuh yang kurus.

Gemuk juga diidentikkan dengan kemalasan dan jarang berpuasa serta menjadi sebab tidak bergegasnya seseorang dalam beramal shalih karena Allah Ta’ala,  dan masih banyak sangkaan buruk lainnya. Padahal, senyatanya tidaklah demikian. Tidak semua orang gemuk itu malas dan jarang beribadah. Tidak pula semua orang berbadan kurus merupakan ahli ibadah.

Jika takdir mengantarkan Anda menjadi pribadi dengan tubuh tambun, kemudian ada oknum-oknum yang dengan serampangan menyampaikan olok-olok, tidak ada salahnya jika Anda menggunakan kisah ini sebagai argumen yang dijamin mematikan hinaan orang tersebut.

Kisah ini dikutip oleh Syeikh Abdul Fattah Abu Ghuddah saat menjelaskan Risalah al-Mustarsyidin gubahan Imam al-Harits al-Muhassibi. Beliau mengutip dari Said bin Manshur yang mengisahkan tentang Imam Waki’ dan Imam Fudhail bin ‘Iyadh Rahimahumullahu Ta’ala.

Hari itu, Imam Waki’ Rahimahullahu Ta’ala baru saja memasuki Kota Makkah al-Mukarramah untuk melakukan ibadah haji. Belum lama masuk, beliau bertemu dengan Imam Fudhail bin ‘Iyadh Rahimahullahu Ta’ala.

“Bagaimana mungkin badanmu segemuk ini, padahal engkau adalah rahibnya negeri Iraq?” tanya Imam Fudhail bin ‘Iyadh Rahimahullahu Ta’ala.

“(Gemuknya tubuhku) ini karena kegembiraanku memeluk Islam.” jawab Imam Waki’ Rahimahullahu Ta’ala.

Sahabat sekalian, sampaikan kepada siapa pun yang menggugat gemuknya tubuhmu. Bahwa kegemukan itu lantaran kegembiraan. Gembira karena merasakan nikmatnya cahaya iman dan Islam. Bahagia lantaran rajin menuntut ilmu. Sukacita sebab memiliki kesibukan memperbaiki diri. Tak pernah bersedih karena senantiasa berusaha dalam keadaan wudhu dan berdzikir kepada Allah Ta’ala.

Akan tetapi, janganlah kegemukan tubuh Anda menjadi sebab malas dalam ibadah. Hendaknya Anda mensyukurinya dan terus menerus bergegas untuk memperbaiki diri.

Ingat, gemuk atau kurus sama sekali tak berpengaruh dalam timbangan amal shalih.

Wallahu a’lam. [Pirman/Kisahikmah]

Artikel sebelumnyaBiografi Imam Waki’; Selalu Shalat Malam dan Puasa
Artikel berikutnyaSangat Bahagia di Dunia, Sangat Sengsara di Akhirat