Dalam al-I’tisham, Imam asy-Syatibi menjelaskan bahwa istilah ‘kaum sufi’ merupakan pembeda dengan kalangan ahli bid’ah yang kala itu semakin banyak jumlahnya. ‘Kaum sufi’ merupakan identitas yang disematkan kepada mereka yang memiliki kepedulian tinggi terhadap kemuliaan Islam dan dakwah.
Sayangnya, banyak yang belum mengetahui hal ini atau salah memahami. Alhasil, tasawuf dan kaum sufi sering dituduh sebagai gerakan sesat di dalam tubuh kaum Muslimin. Padahal, istilah kaum sufi hanya layak disematkan kepada mereka yang benar-benar merujuk kepada al-Qur’an dan sunnah Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wa sallam.
Selain Imam asy-Syatibi dan ulama lainnya, pujian dan sanjungan terhadap kaum sufi juga disampaikan oleh salah satu imam terkemuka kaum Muslimin. Ialah Imam Ibnul Qayyim al-Jauziyah yang produktif menulis kitab dan merupakan murid utama Imam Ibnu Taimiyah Rahimahumallahu Ta’ala.
Bahkan, menurut Syaikh Abdul Fattah Abu Ghuddah, Madarijus Salikin-salah satu kitab rujukan terbaik dalam bidang aqidah tulisan Imam Ibnul Qayyim al-Jauziyah-merupakan kitab yang seluruh isinya berbicara soal tasawuf dan jalan menuju Allah Ta’ala.
Di dalam kitab agung yang konon terinspirasi dari ayat ke-empat surat al-Fatihah ini, ulama yang juga menulis ‘Uddatush Shabirin dan Zadul Ma’ad menyampaikan pujiannya terhadap tasawuf dan ulama sufi.
Di dalam Madarijus Salikin ini, Imam Ibnul Qayyim al-Jauziyah mengutip perkataan Imam asy-Syafi’i Rahimahullahu Ta’ala. “Aku telah bergaul dengan kaum sufi. Hanya dua kalimat yang aku peroleh sebagai manfaat dari mereka.” tutur Imam asy-Syafi’i Rahimahullahu Ta’ala.
Kalimat pertama, “Waktu adalah pedang; gunakanlah ia sampai putus, jika tidak maka dia akan menebasmu sampai putus.”
Sedangkan kalimat kedua, “Jika engkau tidak menyibukkan jiwamu dengan kebenaran, maka ia akan menyibukanmu dengan kebatilan.”
Mengomentari dua kalimat kaum sufi yang disampaikan oleh Imam asy-Syafi’i Rahimahullahu Ta’ala ini, Imam Ibnul Qayyim berkata, “Sungguh bermanfaat dan sempurnanya dua kalimat tersebut. (Kalimat tersebut) sangat menunjukkan keluhuran ambisi dan kesadaran si pengucapnya.”
“Sanjungan Imam asy-Syafi’i Rahimahullahu Ta’ala tersebut sudah cukup dinilai sebagai apresiasinya terhadap kaum sufi.” pungkas Imam Ibnul Qayyim sebagaimana dikutip oleh Syaikh Abdul Fattah Abu Ghuddah dalam syarah Risalah al-Mustarsyidin.
Jika Imam asy-Syafi’i dan Imam Ibnul Qayyim al-Jauziyah saja memuji kaum sufi dan tasawuf, mengapa ada sebagian orang akhir zaman yang mengaku shalih justru menghina bahkan mengatakan bahwa tasawuf itu sesat?
Wallahu a’lam. [Pirman/Kisahikmah]