Penuhi Lima Syarat Ini, Bercanda Pun Berpahala

0

Inilah ibadah unggulan yang menjadi puncaknya Islam. Islam hanya akan tegak dengan ibadah ini. Ketika melakukan ini, kaum Muslimin tak lagi tertarik dengan dunia dan seisinya. Sebabnya, sebagaimana penjelasan Dr. Abdullah Azzam, karena tabiat orang yang berada di puncak ketinggian akan menganggap semua yang di bawahnya sebagai sesuatu yang kecil dan tidak berharga.

Bahkan, jika penuhi syarat-syarat yang disebutkan oleh Nabi, bercanda sesekali saat melakukan amalan ini akan diganjari pahala.

Ialah jihad. Memperjuangkan Islam agar senantiasa tegak tinggi atas agama yang lainnya, berjuang dengan harta dan nyawa yang dimiliki dengan berharap ridha dari Allah Ta’ala. Jihad adalah perpaduan antara ibadah fisik, strategi yang melibatkan kecerdasan pikiran, dan kekuatan jiwa sebagai kunci utamanya.

Dalam sebuah riwayat, jihad disebut Nabi sebagai siyahah; rekreasi, hiburan, tamasya bagi kaum Muslimin. Dalam riwayat lain, jihad merupakan bentuk kerahiban (Rahbaniyah); memfokuskan seluruh hidup hanya untuk beribadah kepada Allah Ta’ala.

Tak ada pahala yang lebih agung dari berjihad di jalan Allah Ta’ala. Tentunya, jika seorang mujahid berjihad dengan ikhlas hanya berharap ridha Allah Ta’ala. Sebaliknya, jika terdapat niat ingin dipuji di hati para mujahid, kelak dialah yang akan pertama kali disiksa di neraka.

Suatu hari, datanglah seorang lelaki kepada Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam. Ia bertanya, “Ya Rasulullah, tunjukkan kepadaku amalan yang dapat menyamai pahala jihad?”

“Aku tidak mendapatinya,” jawab Nabi singkat.

Jelas Rasulullah selanjutnya, “Apakah engkau mampu, ketika seorang mujahid keluar untuk berjihad, lalu engkau menuju masjid untuk mengerjakan shalat terus menerus tanpa berhenti dan berpuasa selamanya tanpa berhenti?”

Jawab lelaki itu sebagaimana diriwayatkan oleh Imam al-Bukhari, “Siapa yang sanggup mengerjakan itu?”

Maka semua aktivitas dalam medan jihad, sebagaimana disebutkan dalam hadits di atas, akan terhitung sebagai ibadah di jalan Allah Ta’ala. Hal ini diperkuat dengan riwayat Shahih dalam Jami’ al-Saghir yang dikutip oleh Dr. Abdullah Azzam dalam Tarbiyah Jihadiyah.

“Barang siapa berperang mencari keridhaan Allah, menaati perintah imam, menginfaqkan harta berharga yang dimilikinya, berlaku baik terhadap (sesama) teman (di medan jihad), dan menjauhi kerusakan, maka tidur dan jaganya adalah pahala seluruhnya.”

Mengomentari hadits ini, Dr. Abdullah Azzam mengatakan, “Jika engkau sendiri bermain-main, maka engkau pun mendapat pahala. Seluruh waktumu berpahala. Namun, tentu saja dengan memenuhi kelima syarat dari hadits di atas tadi.” [Pirman]

Artikel sebelumnyaBocah yang Permalukan Tetua Yahudi
Artikel berikutnyaInilah Redaksi Surat ‘Umar bin Khaththab kepada Mujahidin Palestina