Ulama yang membimbing manusia kepada kebenaran mestinya dihormati dan dimuliakan. Namun, kali ini ceritanya lain. Seorang penguasa zalim bertindak sewenang-wenang terhadapnya.
Al Laits bin Sa’ad Al Mishri adalah seorang ulama dari kalangan tabi’in. Di usianya yang baru 16 tahun, keilmuannya telah diakui para gurunya termasuk ahli fiqih terkemuka Az Zuhri.
Bahkan, nama Al Laits juga disebut-sebut Hisyam bin Malik. Khalifah itu memprediksi, dengan kapasitas keilmuannya waktu itu, Al Laits akan memimpin para ulama Arab meskipun ia masih muda dan berasal dari Mesir.
Saat sang ayah wafat, Al Laits pulang ke kampung halamannya di desa Qalqasyandah, bagian dari wilayah administratif Markaz Taukh, provinsi Qalyubiyah, tidak jauh dari ibukota Mesir.
Ayahnya seorang kaya raya, memiliki harta melimpah dan sejumlah area pertanian yang subur. Ia juga tokoh yang dihormati.
Namun, ia setelah meninggal dan Al Laits menjadi tulang punggung keluarga, penguasa lokal merobohkan rumahnya. Al Lait lalu membangunnya kembali. Namun baru saja pembangunan dimulai, penguasa mengirimkan pasukan untuk merobohkannya.
Baca juga: kisah anak durhaka
Al Laits tidak melawan. Besoknya, ia berusaha membangun kembali rumah itu. Namun, lagi-lagi penguasa mengirim orang untuk menghancurkannya. Hingga tiga kali Al Laits membangun rumah, tiga kali pula dihancurkan penguasa.
Al Laits bersabar. Sebagai manusia biasa, kesedihan pasti ada. Ia tidak tahu apakah penguasa punya dendam terhadap ayahnya yang baru bisa dilampiaskan sekarang atau tidak suka dengan dirinya sehingga berupaya menghinakannya.
Malamnya, sebuah keanehan terjadi. Al Laits bermimpi didatangi seseorang yang mengatakan kepadanya, “Hai Laits, bacalah firman Allah Ta’ala:
وَنُرِيدُ أَنْ نَمُنَّ عَلَى الَّذِينَ اسْتُضْعِفُوا فِي الْأَرْضِ وَنَجْعَلَهُمْ أَئِمَّةً وَنَجْعَلَهُمُ الْوَارِثِينَ
“Dan Kami hendak memberi karunia kepada orang-orang yang tertindas di bumi (Mesir) itu, dan hendak menjadikan mereka orang-orang yang mewarisi (bumi)” (QS Al Qashash: 5)
Setelah membaca ayat itu, paginya ia mendapat kabar bahwa penguasa itu mengalami kelumpuhan. Menderita lumpuh, membuat penguasa itu memerintahkan bawahannya untuk menghentikan kezalimah kepada ulama, khususnya tidak lagi merobohkan rumah Al Laits.
Beberapa hari kemudian, penguasa itu meninggal dunia. (Baca juga kisah nyata mahasiswi kedokteran yang memutuskan berjilbab setelah membedah mayat di kisah nyata)
Kabar meninggalnya penguasa zalim itu tersebar cepat ke berbagai daerah. Nama Al Laits pun semakin harum. “Sungguh Allah telah membela Al Laits sebagaimana firman-Nya dalam Al Hajj ayat 38: Sesungguhnya Allah membela orang-orang yang beriman…” kata mereka. [Muchlisin BK/Kisahikmah]