Allah Ta’ala Yang Mahakuasa tempat bergantung semua urusan. Dialah Rabb semesta alam, satu-satu-Nya Ilah yang wajib disembah, dan Malik-nya manusia.
Allah Ta’ala Maha Mengabulkan permintaan hamba-hamba-Nya. Ada yang disegerakan pengabulannya di dunia, atau diganti dengan sesuatu yang lebih baik, bisa juga ditangguhkan pengabulannya kelak di akhirat. Sebab, Dia Maha Mengetahui apa yang terbaik untuk hamba-hamba-Nya, Dia Maha Mengetahui apa yang dibutuhkan semua makhluk-Nya.
Ada hal-hal yang secara spesifik disebutkan oleh Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam, jika hal itu diminta, maka Allah Ta’ala pasti memberikannya.
Salah satunya sebagaimana disebutkan dalam hadits qudsi yang diriwayatkan oleh Imam Muslim dan dimasukkan oleh Imam an-Nawawi dalam kitab hadits Arba’in.
Di dalam hadits yang diriwayatkan dari Abu Dzar al-Ghifari ini, ada empat hal yang jika diminta oleh seorang hamba, niscaya Allah Ta’ala akan mengabulkannya.
Petunjuk
“Wahai hamba-hamba-Ku, kalian semua tersesat, kecuali orang yang Aku beri petunjuk.” Lanjut Allah Ta’ala, “Maka mintalah petunjuk itu kepada-Ku,” janji-Nya amat pasti, “Niscaya Kuberikan petunjuk itu kepadamu.”
Petunjuk ini hak prerogatif yang hanya dimiliki oleh Allah Ta’ala. Hanya Dia yang Kuasa untuk memberikannya kepada siapa yang dikehendaki-Nya. Bahkan, Nabi Muhammad yang kekasih-Nya saja, tak bisa berikan hidayah kepada orang yang dicintainya.
Makanan
Banyak orang yang salah memahami bahwa kebutuhannya dicukupi oleh ayah, ibu, pasangan hidup atau anggota keluarga bahkan orang lain. Padahal, semua manusia itu hanyalah perantara. Sebab Allahlah yang Mahakuasa untuk memberikan segala sesuatu yang dibutuhkan oleh hamba-Nya.
“Wahai hamba-hamba-Ku, sesungguhnya kalian lapar, kecuali orang yang Aku beri makan. Maka mintalah makan kepada-Ku, niscaya Aku berikan makanan itu kepadamu.”
Pakaian
Bahkan pakaian-pakaian yang saat ini kita kenakan sekalipun, harus disadari bahwa itu merupakan pemberian Allah Ta’ala. Dialah yang anugerahkan karunia pakaian itu, sebab banyak orang gila yang memang tak merasa perlu berpakaian atau orang yang mengaku waras yang berpakaian tapi telanjang.
Hal ini ditegaskan oleh Allah Ta’ala dalam kelanjutan hadits di atas, “Wahai hamba-hamba-Ku, sesungguhnya kalian orang-orang yang tidak berpakaian, kecuali orang yang telah Kuberikan pakaian. Maka mintalah pakaian kepada-Ku, niscaya Aku berikan pakaian itu padamu.”
Ampunan
Hampir setiap siang dan malam hari, manusia selalu melakukan dosa. Jika bukan karena ampunan-Nya, barangkali dosa itu sudah memenuhi ruangan antara langit dan bumi, bahkan lebih banyak lagi.
“Wahai hamba-hamba-Ku, sesungguhnya kalian senantiasa berbuat dosa di malam dan siang hari sedang Aku akan mengampuni semua dosa.” Karenanya, “Mintalah ampun kepada-Ku, niscaya Aku ampuni dosa kalian itu.”
Betapa mulianya apa yang terkandung di dalam hadits ini. Karenanya pula, Imam Ahmad bin Hanbal mengatakan, “Tidak ada hadits pada penduduk Syam yang lebih mulia dari hadits ini.”
Sebab kebanyakan ulama yang merawikan hadits ini adalah orang Dimsyiq (Damaskus). [Pirman]