Bagi sebagian orang, menulis itu sulit. Sulit mencari ide, inspirasi, memulai dan masih banyak alasan yang lain. Ada yang bilang, nulis itu merupakan sesuatu yang tidak mungkin dilakukan. Begitulah anggapan sebagian orang.
Tapi kalau dilihat sekarang, orang dengan mudahnya menulis sesuatu di media sosial. Baik dari hal biasa sampai luar biasa. Kadang hanya status remeh temeh. Bahkan sesuatu yang sangat berharga. Jadi sekarang, menulis itu sangat mudah.
Seandainya semua orang tahu kalau menulis itu enak. Pasti semua akan melakukannya. Kalau sudah mulai menulis kadang sulit untuk berhenti. Menulis itu kegiatan yang menyenangkan dan mengasikkan. Jangan terpaku dengan berbagai aturan. Tulislah yang dirasakan dan tuangkan dalam kata dan kalimat.
Ide kadang hadir di sekitar kita. Jangan takut kehabisan ide. Kadang tema yang sama akan berbeda dalam sudut pandang. Kadang beda pula dalam penulisan. Setiap penulis punya karakter. Beda dalam pemilihan diksi dan juga gaya.
Sesungguhnya, apa sih menulis itu?
Banyak analogi yang bisa kita gunakan. Ada yang bilang, menulis ibarat bertutur atau bercerita, menulis ibarat bertutur kepada pembaca. Menyalurkan ide penulis kepada pembaca dengan gaya bertutur. Runtut dari awal hingga akhir. Dengan bahasa yang mudah dan umum. Kadang dengan percakapan atau dengan alur cerita.
Ada yang bilang, menulis bagai symphoni dalam orkestra. Nada merupakan kata yang ditulis. Baitnya adalah ide dan tema tulisan. Alur yang dibuat agar pembaca larut dalam tulisan. Kadang dibuat naik, kadang turun. Harmonisasi inilah yang membedakan penulis satu dengan yang lain. Semakin menarik adan semakin banyak pembaca yang terkesima.
Menulis juga jadi senjata. Kritik dan saran akan lebih menarik kalau ditulis. Ada nuansa indah dalam tulisan. Jaman dulu, tulisan selalu menjadi alat komunikasi efektif dalam perjuangan. Para pejuang berlomba-lomba dalam menulis sebagai alat perjuangan. Mereka memproduksi tulisan yang memberi semangat dan inspirasi dalam berjuang. Setiap kata dan kalimat akan menjadi bahan bakar perjuangan.
Kalau jaman sekarang, menulis bisa juga sebagai terapi. Masih ingat novel Ainun Habibie? Novel itu hadir dari tulisan Pak Habibie. Beliau adalah guru bangsa sekaligus Presiden ke-3 RI. Novel itu laris manis bahkan masuk layar lebar. Terapi menulis ini terbukti memberi pengaruh pada Pak Habibie. Dengan menulis, semua kenangan dan cerita bisa tersampaikan. Akhirnya memberi semangat baru pada beliau. Sungguh, menulis bisa memberi harapan baru.
Menulis yang jujur dari hati akan memberi dampak langsung pada pembaca. Tulislah dengan hati yang ikhlas. Jangan takut untuk berbuat baik. Seandainya tulisan masih biasa saja tak masalah. Ingat kembali, apa motivasi menulis. Cukuplah dengan menulis kita bisa lebih dekat dengan Sang Pencipta. Semakin dekat maka karya kita akan masuk sebagai amal yang akan menolong kita.
Berkaryalah, maka kau akan hidup selamanya.
Waktu Shubuh, di pojok kamar. 15 november 2017. Banguntapan, Bantul, D.I. Yogyakarta. [Fatkhur Rochman-Peserta Belajar Menulis Online]