Dari sahabat mulia Jabir Radhiyallahu ‘anhu, Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wa sallam bersabda sebagaimana diriwayatkan oleh Imam al-Bukhari Rahimahullahu Ta’ala;
“Semoga Allah mengasihi orang yang luwes ketika menjual, luwes saat membeli, luwes tatkala menagih hutang.”
Dari tiga kriteria yang disebut dalam hadits ini, satu sosok yang paling cocok mendapatkannya ialah seorang pengusaha. Jika terlibat aktif dalam usaha bisnis, maka seseorang pasti akan membeli, menjual, dan memberikan hutang kepada orang lain, baik dalam bentuk hutang uang, barang, atau jasa.
Apalagi dalam redaksi tersebut, Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wa sallam tidak menyebutkan ‘atau’, melainkan koma yang bisa dimaknai dengan satu orang yang melakukan tiga aktivitas sekaligus dengan satu sifat serupa; luwes.
Kita bisa mengartikannya dengan bijak, makruf atau baik. Ini merupakan satu akhlak yang menjadi seorang pengusaha Muslim disayangi Allah Ta’ala, diberkahi usahanya, dilipatkangandakan untungnya, dan usahanya menjadi sarana untuk masuk ke dalam surga-Nya. Melalui bisnisnya, dosanya bisa diampuni.
Dalam riwayat lain dari sahabat mulia Abu Mas’ud al-Anshari, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa sallam bersabda sebagaimana diriwayatkan oleh Imam Muslim Rahimahullahu, “Seorang dari umat sebelum kalian dihisab. Ternyata, dia tidak memiliki kebaikan, selain suka bergaul dengan sesama. Karena orang tersebut kaya, maka dia memerintahkan para pembantunya untuk membebaskan hutang orang yang tidak mampu melunasinya. Kemudian, Allah ‘azza wa jalla berfirman, ‘Kami lebih pantas melakukan itu, maka ampunilah dia.’”
Laki-laki dalam riwayat yang dikutip oleh Dr ‘Ali Hasyimi dalam buku Membentuk Kepribadian Muslim Ideal menurut al-Qur’an dan as-Sunnah disebutkan tidak memiliki amal unggulan, kecuali hanya suka bergaul dengan sesamanya.
Lantaran suka bergaul dan kaya raya, dia memberikan hutang kepada orang-orang yang membutuhkan. Tatkala ada yang tidak kuasa melunasi hutang-hutang tersebut, dia membebaskannya. Dia menganggapnya lunas.
Tak disangka, amalan ini bernilai besar dalam mizan Allah Ta’ala. Bukan amal sembarangan. Hanya mampu dikerjakan oleh orang-orang tertentu; seorang pengusaha yang memiliki usaha mandiri. Alhasil, dosanya diampuni. Kesalahan dan kekeliruan yang pernah dikerjakannya dihapuskan. Bukan oleh manusia, tapi dihapus oleh Tuhan yang Menciptakan manusia.
Semoga Allah Ta’ala memberikan rezeki kemapanan dan usaha yang berkah kepada kita semua. Aamiin.
Wallahu a’lam. [Pirman/Kisahikmah]
*Sahabat pembaca yang berniat menjadi pengusaha bisa gabung ke Sekolah Bisnis murah selama 2 tahun. Daftar langsung di http://bit.ly/2coEVQi (copy tautan) atau hubungi 085691479667