Jangan pernah memandang seorang wanita sebagai sosok terhormat atau tidak hanya kerana tampilan fisiknya. Allah Ta’ala menciptakan manusia dengan potensi fisik, pikiran, dan ruh; yang ketiganya itu bisa menjadi parameter kemuliaan di sisi-Nya, bukan hanya lantaran tampilan luar yang terlihat oleh manusia lainnya.
Bahkan, seorang wanita yang berkulit hitam ini, dijamin oleh Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wa sallam sebagai calon bidadari surga. Bukan karena fisiknya, tapi karena amalan khusus yang dilakukan oleh wanita ini, meski dia penderita penyakit gila yang sering kambuh
Wanita ini adalah sosok yang dikisahkan oleh Abdullah bin Abbas Radhiyallahu ‘anhu. Dia mendatangi Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wa sallam, lalu berkisah seraya mohon doa, “Ya Rasulullah, saya memiliki penyakit gila (epilepsi). Setiap kali kambuh, aurat saya tersingkap. Mohon doakan, agar Allah Ta’ala mengangkat penyakitku.”
Tidak langsung mendoakan, Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wa sallam menyajikan dua opsi kepada wanita anonim ini. Kata beliau yang dimuliakan penduduk langit dan bumi ini, “Jika engkau mampu bersabar, bagimu surga. Dan jika engkau mau, aku akan mendoakanmu hingga mendapatkan kesembuhan.”
Mendapati tawaran yang amat berharga dari laki-laki yang tidak pernah berkata dusta atau bertindak curang ini, wanita berkulit gelap ini tak bisa menolak. Dengan yakin, dia bertutur, “Aku memilih bersabar, ya Rasulullah.”
“Namun,” lanjutnya menyampaikan permintaan, “jika penyakitku kambuh, auratku tersingkap. Karena itu, mohon doakan agar auratku tidak tersingkap (saat kambuh).”
Dalam hadits yang bersambung dari Abdullah bin Abbas dan Atha’ bin Abi Rabbah Radhiyallahu ‘anhuma dan diriwayatkan dengan shahih oleh Imam al-Bukhari dan Imam Muslim Rahimahumallahu Ta’ala ini, Abdullah bin Abbas mengutip perkataan Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wa sallam di akhir riwayat, “Kemudian Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wa sallam mendoakannya.”
Demikian inilah di antara hikmah Rabbani yang tidak banyak diketahui, lantas banyak pula diabaikan. Wanita ini dimuliakan oleh Allah Ta’ala dan mendapatkan janji dari Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wa sallam sebagai bidadari surga bukan karena pesona kecantikan, mulusnya kulit, banyaknya harta, tingginya jabatan, atau nasab yang terhormat. Ia berhak mendapatkannya lantaran sabar dalam menyikapi ujian hidup. Sabar yang bersumber dari dalam hati, lantas diamalkan dengan anggota badan.
Wallahu a’lam. [Pirman/Kisahikmah]