[Kisah Haru] Meninggal Dalam Keadaan Berpelukan

0
sumber gambar: generasiharapan12.blogspot.com

Ajal benar-benar misteri. Datang kapan saja, dimana saja, dalam keadaaan bagaimana pun. Tak pernah permisi mengetuk pintu, apalagi meminta izin datang dengan membuat janji terlebih dahulu. Ketika masanya tiba, tak bisa diundurkan barang sedetik, mustahil pula dimajukan barang satu detik. Benar-benar misteri yang tak kuasa dielakkan oleh siapa pun yang bernama makhluk hidup ciptaan Allah Ta’ala.

Ajal datang dimana saja. Di atas tempat tidur, di kamar mandi setelah terjatuh, di ruang tamu dalam keadaan menikmati saluran televisi, kecelakaan di jalan raya, dan di tempat lain sesuai titah yang tertulis rapi di Lauhul Mahfuzh.

Ia juga bisa menyambangi saat seseorang sibuk dengan minuman keras, berzina, mencuri, atau tindakan kejahatan dan maksiat lainnya. Sering pula mendekap hamba-hamba-Nya yang bagus iman dan taqwanya ketika mereka sibuk munajat, memanjatkan doa, mengulang-ulang kalimat dzikir dan hafalan al-Qur’an, bahkan saat tengah rukuk, i’tidal, duduk, atau sujud di dalam shalat.

Kemisterian seperti inilah yang-seharusnya-menyisakan hikmah bagi kita yang masih hidup. Sebab esok atau lusa, kita pasti menyusul mereka yang berpulang lebih mula-mula.

Tak disangka, ajal akan menjemput mereka di Selat Bali. Kapal Rafelia 2 tenggelam dengan seluruh muatan yang ada di atasnya. Truk beserta seluruh isinya, mobil dengan berbagai asesorisnya, motor dengan semua yang disertakannya, dan semua yang ada di atasnya. Ikut tenggelam tanpa sisa.

Dari 81 penumpang, 76 dinyatakan selamat. Lima di antaranya meregang nyawa lantaran berbagai sebab. Empat korban sudah ditemukan, satu korban masih dicari hingga Ahad (6 Maret 2016). Dari empat korban yang ditemukan, ada satu penemuan tim SAR yang membuat haru siapa saja yang melihat, membaca, dan menyaksikan kejadiannya.

Ialah Masrurah yang berusia 28 tahun, seorang ibu muda, ditemukan di bangkai kapal dalam keadaan memeluk buah hatinya, M Ramlan yang baru hidup di alam dunia selama 18 bulan. Keduanya berpelukan, didekap pelampung yang tak kuasa mengapungkan tubuh dua anak manusia ini.

Sebuah pemandangan mengharukan yang menjadi salah satu bukti betapa besar dan agungnya kasih sayang seorang ibu kepada anaknya. Bahkan tatkala dirinya diancam bahaya kematian, sang ibu masih menaruh perhatian mendalam untuk anak-anaknya, dan melakukan yang bisa dikerjakan demi kenyamanan sang buah hati.

Bagaimana dengan kasih sayang kita sebagai anak kepada ibu kita?

Wallahu a’lam. [Pirman/Kisahikmah]

Artikel sebelumnya‘Sealim Apa Pun, Seseorang Tidak Masuk Surga Kecuali…’
Artikel berikutnya7 Cara Mengajar Ala Rasulullah yang Wajib Diketahui Para Pendidik