Ketika pertama kali dilahirkan dari rahim sang ibu, semua bayi menangis. Namun, ada dua bayi yang tidak menangis ketika dilahirkan. Mengapa bayi-bayi itu menangis saat pertama kali melihat dunia? Dan siapakah bayi yang tidak menangis saat dilahirkan?
Bayi yang terlahir disunnahkan untuk ditahnik. Ialah mengosokkan kurma (yang telah dikunyah) di langit-langit mulut sang bayi. Jumhur ulama sepakat bahwa dibolehkan langsung memberi nama kepada bayi saat lahir. Meskipun ada hadits yang menyebutkan bahwa memberi nama dilakukan pada hari ketujuh bersamaan dengan aqiqah.
Selain sunnah melakukan tahnik, bayi yang pertama kali dilahirkan juga dianjurkan untuk senantiasa didoakan. Sebagaimana yang dilakukan oleh Hannah binti Faqudz yang mengatakan, “Dan aku memohon perlindungan untuknya serta anak-anak keturunannya kepada (Pemeliharaan)-Mu dari setan yang terkutuk,” ketika melahirkan Maryam ‘alaihas salam.
Senada dengan makna yang terkandung dalam surat Ali ‘Imran [3] ayat 36 ini, ‘Abdurrazaq meriwayatkan dari Abu Hurairah, bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam bersabda, “Tidak ada seorang pun yang dilahirkan, melainkan disentuh oleh setan ketika ia dilahirkan.”
Itulah sebabnya, lanjut Rasulullah sebagaimana dikutip oleh Imam Ibnu Katsir dalam Tafsirnya ini, “Sehingga dia menangis kencang akibat sentuhannya (setan) itu.”
Maknanya, sebagai orang tua, kita harus mengetahui hal itu dan melindungi anak kita sedini mungkin dari godaan setan yang amat terkutuk denga doa dan amalan yang disunnahkan oleh Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam.
Bahkan, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam mengajarkan kepada umatnya untuk melindungi diri dan keturunan dari setan sejak melakukan hubungan badan dengan pasangan sahnya. Yaitu memanjatkan doa yang disunnahkan, agar kelak terlahir seorang anak yang terlindung dari setan terlaknat.
Lalu, siapakah bayi yang tidak disentuh setan saat dilahirkan? Dalam riwayat di atas, Nabi Shallallahu ‘alaihi wa Sallam mengakhirinya dengan mengatakan, “Kecuali Maryam binti ‘Imran dan putranya, Isa ‘alaihis salam.”
Setelah itu, Abu Hurairah mengatakan, “Jika kalian menghendaki, bacalah doa:
(Qs. Ali ‘Imran [3]: 36) إِنِّي سَمَّيْتُهَا مَرْيَمَ وَإِنِّي أُعِيذُهَا بِكَ وَذُرِّيَّتَهَا مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيمِ
“Dan aku memohon perlindungan untuknya serta anak keturunannya kepada (Pemeliharaan)-Mu dari setan yang terkutuk.” (Hr. Bukhari dan Muslim) [Pirman]