Satu di antara sekian indikator maju atau mundurnya sebuah peradaban Islam adalah kuantitas shalat berjamaah di masjid yang merupakan wujud paling sederhana dari bagusnya kualitas keimanan kaum Muslimin. Iman yang bersemayam di dalam hatinya menjadi penyemangat hingga ringan saat melangkah menuju masjid, lima kali dalam satu hari, bagaimana pun kondisinya.
Terutama shalat Shubuh dan Isya’. Mereka senantiasa bergegas, tidak mau ketinggalan, dan senantiasa berlomba agar bisa mendapatkan shaf pertama.
Sayangnya, kaum Muslimin akhir zaman memiliki kondisi yang mengkhawatirkan dalam soal penyikapan shalat berjamaah di masjid ini. Dzhuhur masih di kantor. Ashar belum pulang kerja. Maghrib terjebak macet di perjalanan. Isya’ kelelahan dan ketiduran. Shubuh belum bangun atau sudah lebih dahulu berangkat ke tempat bekerja.
Jika ada di antara kita yang masih malas shalat berjamaah di masjid, khususnya shalat Shubuh, ada hal yang tidak beres di dalam diri. Hendaknya kita mengambil jeda untuk melakukan introspeksi. Melihat ke dalam hati yang paling dalam.
Cobalah periksa dengan teliti. Perhatikan 8 hal ini, sebagaimana dijelaskan oleh Kiyai Haji Muhammad Arifin Ilham.
Pertama, belum mengetahui keutamaan shalat Shubuh berjamaah. Lantaran tidak mengetahui manfaat, malas pun mendominasi hingga menumpuk di dalam diri.
Kedua, sibuk dengan urusan dunia. Dunia mendominasi di dalam hati dan pikirannya. Dari bangun sampai tidur lagi, yang dikejar dan diprioritaskan hanya dunia. Sedikit sekali bahkan tidak ada bagian untuk mengupayakan akhirat.
Ketiga, perhatikan baik-baik sabda Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wa sallam, “Sungguh hanya orang munafiq yang merasa berat berjamaah shalat Isya’ dan Shubuh di masjid.” Jangan sampai kita termasuk dalam golongan yang amat dibenci oleh Allah Ta’ala ini.
Keempat, perhatikanlah Firman Allah Ta’ala, “Hanya yang memakmurkan masjid-masjid Allah ialah orang-orang yang beriman kepada Allah dan Hari Kemudian serta tetap mendirikan shalat, menunaikan zakat, dan tidak takut (kepada siapa pun) selain kepada Allah. Maka merekalah orang-orang yang diharapkan termasuk golongan orang-orang yang mendapat petunjuk.” (Qs. at-Taubah [9]: 18)
Berupayalah menjadi orang yang benar imannya kepada Allah Ta’ala dan Hari Akhir dengan senantiasa memakmurkan masjid sepanjang hari.
Kelima, terpengaruh lingkungan dan keluarga yang belum membudayakan shalat Shubuh berjamaah.
Keenam, pemahaman salah yang mengatakan, ‘yang penting shalat’.
Ketujuh, tidak menyadari bahwa adzan merupakan panggilan Allah Ta’ala. Karenanya berlaku cuek bahkan sebel. Na’udzubillah.
Kedelapan, malas. Terjadi karena bisikan setan, lemahnya iman, dan kebodohan diri.
Wallahu a’lam. [Pirman/Kisahikmah]
Rujukan: Mutiara Hikmah Facebook 1, KH Muhammad Arifin Ilham.