Wanita yang merupakan seorang biduan ini memulai pagi dengan binar di wajahnya. Bersolek berlebih sudah menjadi kebiasaan. Apalagi hari ini, ketika dia menerima panggilan untuk bergoyang di atas panggung. Bahagia berdendang dan menerima banyak uang bayaran serta saweran menghiasi seluruh pikirannya.
Berbeda dengan biduan lain, wanita ini tergolong langka. Semacam terobosan baru dalam dunia biduan, barangkali begitu. Dalam setiap penampilannya, dia selalu menyertakan ular dan pawangnya. Dia bergoyang bersama ular yang meliuk-liuk, di dekatnya.
Tiada rasa canggung atau takut. Wanita ini terlihat sangat menikmati. Rona bahagia terpancar dari wajahnya. Asyik. Serasi antara goyang tubuh, liukan ular, dan musik yang bertalu-talu. Penonton pun turut menikmati. Asyik sembari berdecak kagum melihat keberanian si biduan.
Sayangnya, hari ini menjadi petaka bagi si biduan. Ular yang biasa menurut justru mematok bagian pahanya. Agak lama. Dalam kurun sekitar sepuluh menit, gigi ular masih menempel di paha si biduan hingga sang pawang bergegas dan berupaya melepaskannya.
Seperti kuat, wanita ini tidak langsung respons. Biasa saja. Bahkan masih terlihat segar. Masih bercanda dengan kawan-kawan sesama biduan dan pemain musik. Bahkan, berdasarkan keterangan saksi, wanita itu masih mampu menyelesaikan lagu kedua yang dia bawakan. Hingga selesai.
Berbilang menit kemudian, ketika tengah bercakap-cakap dengan temannya, wanita ini jatuh pingsan. Mendadak. Begitu saja. Sebagian teman mendekatinya, sebagian lagi bergegas mencari kendaraan untuk mengantarkan si biduan ke rumah sakit.
Sampai di rumah sakit pertama, pihak dokter tidak bisa memberikan penangangan, lalu direkomendasikan untuk mencari rumah sakit. Orang-orang yang turut menemani pun bergegas, memacu kendaraan menuju rumah sakit terdekat lainnya.
Sayangnya, ajal lebih dulu menjemputnya sebelum wanita ini sampai di rumah sakit kedua. Semuanya berasal dari Allah Ta’ala dan pasti kembali kepada-Nya.
Kawan, periksalah dirimu. Lihatlah kebiasaanmu. Perhatikan baik-baik. Dari pagi sampai malam, apa yang menjadi kebiasaan dan kegemaranmu. Ingatlah, seseorang akan dimatikan sebagaimana dia menjalani kehidupannya.
Wanita yang terbiasa berdendang dan mempertontonkan auratnya di panggung dalam kisah ini, takdir meninggalnya pun tak jauh dari itu. Bahkan, dia meninggal lebih mengenaskan, tanpa dibayangkan sebelumnya oleh siapa pun.
Semoga Allah Ta’ala menganugerahkan husnul khatimah untuk kita semua. Aamiin.
Wallahu a’lam. [Pirman/Kisahikmah]