Bisnis bukan perkara yang sukar. Tapi bukan pula aktivitas yang bisa diremehkan. Ada begitu banyak faktor yang mendukung kesuksesan bisnis. Pun dengan sebab-sebab yang mengantarkan bisnis pada kebangkrutan.
Sebuah kisah mengenaskan kami dapati. Meski omset perhari sebanyak 45 juta di bidang kuliner, keluarga yang menjalankan bisnis ini harus berakhir dengan mengenaaskan.
Ialah sebuah keluarga keturunan Banjar yang menjalankan bisnis kuliner ini. Produk utama mereka adalah nasi kuning. Hanya buka di malam hari. Dari jam delapan sampai menjelang Subuh. Di kota itu, banyak penjual nasi kuning serupa. Sudah menjadi ciri khas.
Nasi kuningnya enak. Lantaran enaknya itu, banyak pengunjung di sepanjang malamnya. Tak kurang, empat puluh lima juta transaksi setiap malam. Tempatnya bersih, nyaman, dan besar. Sebagian besar orang yang lewat, atau penduduk setempat sengaja menghabiskan malam dengan menikmati sajian di rumah makan itu.
Namun, ada kisah pilu di ujung episode. Omset besar bukan jaminan kesuksesan. Uang banyak bukan jaminan kebahagiaan. Semuanya berakhir mengenaskan lantaran sikap tidak terpuji yang dilakukan oleh individu-individu di dalam bisnis itu, terutama pemilik usaha.
Kang Rendy Saputra yang mengisahkan hal ini mengatakan, pemilik usaha meninggal dunia dalam lilitan hutang, istrinya tengah digerogoti penyakit jantung akut, dan anak-anaknya terlibat dalam konsumsi obat-obatan terlarang.
Mengenaskan. Miris. Tapi, fakta.
Dalam bisnis, akhlak pemilik bisnis merupakan faktor utama pendorong kesuksesan sejati. Akhlak kerap disebut value yang sangat penting sebagai penopang keberhasilan bisnis.
***
Ada beberapa hal yang bisa kita jadikan kesimpulan. Khususnya bagi siapa pun yang memutuskan untuk terjun di dunia penuh tantangan bernama bisnis ini.
Waspadai hutang. Hindari. Jangan pernah berinteraksi dengannya. Apalagi hutang berbunga. Selain dosa yang berat, ada peluang amat bahaya di baliknya.
Selanjutnya adalah gaya hidup. Jangan melangit meski omset bisnis sudah ratusan juta bahkan miliaran. Hiduplah dalam ketenangan sesuai dengan kebutuhan.
Terakhir, keluarga adalah segalanya. Jangan sampai kesibukan bisnis membuat diri lupa dengan keluarga. Sediakan waktu yang paling berkualitas untuk mendidik keluarga. Agar selamat dari api neraka.
Wallahu a’lam. [Pirman/Kisahikmah]
*Kisah ini diceritakan dalam Sekolah Bisnis Dua Kodi Kartika (daftar sekolahnya di atau hubungi 085691479667)