Rasa-rasanya sukar untuk mengakui bahwa kita berada dalam zaman yang semakin canggih, modern, cerdas, dan berkemajuan. Bahkan saat dilihat dari satu sisi kehidupan saja, kita harus mengakui bahwa klaim tersebut amatlah salah. Kita hanya beralih dari zaman jahiliyah menuju masa kebodohan modern.
Dulu, pacaran dianggap sebagai sesuatu yang tabu. Terlarang. Jika pun ada yang nekat, bentuknya hanya suka dalam diam, curi-curi pandang, bahkan gemetar sekujur badan jika hendak melewati rumahnya, melihat sandalnya, atau bertemu dengan orang tua gadis yang dicintai di masjid, sekolah, atau tempat umum lainnya.
Kini, jika Anda seorang laki-laki atau perempuan normal usia SMP, SMA atau mahasiswa dan belum punya pacar, julukan ‘jomblo ngenes’, ‘tidak laku’, dan lainnya serta-merta disematkan kepada Anda. Tanpa ampun. Dibulli di banyak pertemuan dan kejadian.
Sebaliknya, jika sudah punya pacar, apalagi rajin bertemu di dunia maya dan nyata, Anda akan langsung dianggap pandai, lihai, dan piawai menggamit hati lawan jenis. Berjenis-jenis pujian disematkan kepada Anda, apalagi jika berhasil mengajak jalan saban malam minggu, berpegangan tangan, boncengan berdua, mencium, berpelukan, dan yang lebih parah dari perbuatan itu. Akan banyak pujian yang Anda dapatkan. Meski menjijikkan bagi orang-orang normal yang berakal.
Dulu, adalah aib yang sangat besar jika Anda menghamili anak tetangga sebelum menikah. Ditutup rapat oleh kedua belah pihak, bahkan jika harus menikah pun dilakukan secara diam-diam, tanpa pesta apalagi kemewahan.
Kini, jika kejadian menikah karena kecelakaan, pelakunya senyum-senyum santai, keluarganya merasa bangga, bahkan dua pengantin disandingkan bak raja dan ratu di pelaminan diiringi musik mengalun indah di panggung nan megah.
Dulu, saat seorang laki-laki hendak melakukan maksiat mata, jalan yang ditempuh sangatlah terjal dan panjang. Itu pun harus nekat dengan terlebih dahulu membunuh akal sehat dan kata hatinya.
Bayangkan, jika hendak mengintip saja, seorang laki-laki harus berhadapan dengan malu yang menggelayut jika ketahuan dan peluang diamuk masa jika keluarganya tidak menerima. Berat. Nyawa dijadikan taruhan. Maka, banyak yang berpikir jernih dengan menjaga hati dan bersegera menikah.
Kini, untuk melihat aurat dan yang lebih dari itu, seorang laki-laki-berapa pun usianya-cukup mempunyai ponsel berjuluk canggih, lalu membeli paket internet dengan harga yang sangat murah. Setelah itu, dia hanya cukup mengetik beberapa kata kunci dan tersedialah apa yang mereka inginkan, dengan berbagai jenisnya; kalimat cerita, suara mesra, atau adegan layaknya binatang tak berakal.
Ya Allah, ampuni dosa-dosa dan kelemahan kami di hadapan maksiat yang semakin merajalela ini. Jadikan kami sibuk dalam amal taat sehingga lupa dan tak berniat lakukan maksiat. Aamiin.
Wallahu a’lam. [Pirman/Kisahikmah]