Lelucon Cerdas Ulama Humoris Berusia 80 Tahun

0
sumber gambar: www.claytonladuerotary.org

Bercanda dibolehkan selama tidak menggunakan materi kebohongan dan menjadi sebab keluarnya seseorang dari akidah Islam yang mulia. Dasar inilah yang digunakan oleh sebagian ulama sehingga terkenal sebagai pribadi humoris. Ialah humoris cerdas dan jauh dari kebohongan yang disinyalir sebagai salah satu sebab hingga beliau memiliki umur yang panjang.

Suatu hari, ulama mulia yang cerdas dan humoris bermadzhab Syafi’i ini melakukan perjalanan laut dengan murid-muridnya. Saat perahu belum tunai mendarat di pantai, sosok yang kala itu berusia delapan puluh tahun ini meloncat dari atas perahu ke pantai dengan amat tangkas.

Mendapati gurunya melakukan demikian, murid-muridnya yang masih berusia muda segera mengikuti. Satu persatu berloncatan. Sayangnya, dari sekian banyaknya murid yang turut dalam perjalanan tersebut, tiada satu pun yang bisa mengikuti sang guru secara persis. Sebagian jatuh, sebagian lainnya terpeleset, dan lain sebagainya.

“Wahai Guru, apa rahasianya hingga engkau bisa melakukan hal itu?” tanya para murid, kompak.

“Badan ini telah kami jaga sejak kecil, hingga Allah Ta’ala pun menjaganya.” jawab sang Guru beberkan rahasia kesehatan, kebugaran, dan ketangkasannya.

Terkait lelucon cerdas sang ulama, Dr ‘Aidh al-Qarni merekamnya dengan sangat baik dalam salah satu bukunya, Kisah-kisah Inspiratif.

Pada suatu ketika, sang ulama membawa sepatunya ke tukang sepatu untuk diperbaiki. Namun, sang tukang sepatu bersikap lalai. Tidak disegera diperbaiki. Padahal, sang ulama hampir tiap hari lewat di depan tempat tukang sepatu.

Sebagai cara untuk berkelit, setiap sang ulama berlalu di hadapannya, si tukang sepatu selalu meletakkan sepatu sang ulama di dalam ember yang berisi air.

Lantaran menyaksikan pemandangan tersebut setiap hari, sang ulama pun berkelakar cerdas, “Saya mengantarkan sepatu itu kepadamu untuk diperbaiki. Bukan untuk diajarkan berenang.”

Laki-laki cerdas nan berilmu ini bernama Abu Thayyib ath-Thabari Rahimahullah.

Dalam khazanah Islam, banyak kita jumpai dialog cerdas dan lelucon yang mencerahkan jiwa. Di antara satu contohnya, ialah seorang ulama yang pernah ditanya, “Siapakah nama istri setan?”

Sang ulama dengan santai namun bertenanga menjawab, “Wah, saya tidak tahu karena tidak diundang saat mereka menikah.”

Jadi, bercanda itu dibolehkan. Asal jangan berlebihan dan mengandung dusta.

Wallahu a’lam. [Pirman/Kisahikmah]

Artikel sebelumnya[Kisah Anak Durhaka] Kepalanya Menjadi Kepala Keledai
Artikel berikutnyaFilsuf Inggris: Aku Berharap, Islam Menjadi Jalan Bagi Dunia